Keluarga Besar: Komedi Aksi Lebaran yang Syuting di Rusun, Angkat Isu Komunikasi Keluarga
Film komedi aksi "Keluarga Besar" memilih lokasi syuting di rusun Cakung dan mengangkat isu pentingnya komunikasi dalam keluarga, menjadi tontonan menarik Lebaran.

Film komedi aksi "Keluarga Besar" siap menghibur pemirsa di momen Lebaran. Uniknya, film ini mengambil lokasi syuting di sebuah rusun di Cakung, Jakarta Timur. Ide cerita bermula dari imajinasi sutradara Ario Rubbik tentang keluarga besar yang tinggal di lingkungan terbatas tersebut, mengarah pada eksplorasi isu komunikasi dalam keluarga.
"Awalnya ide ini muncul saat kami membayangkan bagaimana jika ada satu keluarga berbadan besar tinggal di rusun. Dari situ, kami kembangkan menjadi film 'Keluarga Besar'," ujar Sutradara Ario Rubbik dalam konferensi pers di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Film ini tidak hanya menyajikan komedi, tetapi juga mengangkat isu kurangnya komunikasi antar anggota keluarga, khususnya antara anak dan orang tua, sebuah masalah relevan di zaman modern. Ario Rubbik berharap film ini dapat menjadi pengingat pentingnya komunikasi yang harmonis dalam keluarga.
Tantangan Syuting di Rusun
Proses syuting di rusun empat lantai menghadirkan tantangan tersendiri. Sutradara memuji peran penata artistik, Eza Tampubolon, yang mampu memaksimalkan elemen-elemen yang ada untuk menciptakan suasana yang tepat. Para pemain, terutama yang berbadan besar, juga menghadapi tantangan fisik karena harus bolak-balik naik turun tangga. Namun, semangat mereka tetap tinggi.
"Kesulitan pasti ada, apalagi syuting di rusun dengan empat lantai. Tapi, kami terbantu dengan penata artistik yang luar biasa, Eza Tampubolon, yang mampu memaksimalkan elemen-elemen yang ada," ujar Ario Rubbik. "Badan mereka kan besar-besar, dan harus naik turun tangga terus. Tapi, mereka tetap semangat," tambahnya.
Selain itu, syuting di lokasi asli memberikan nuansa autentik kehidupan di rusun. Hal ini juga diungkapkan oleh Mo Sidik, salah satu pemeran dalam film tersebut. Ia menambahkan bahwa film ini cocok untuk ditonton keluarga karena menyajikan komedi ringan dan menghibur, meskipun mengangkat isu-isu yang cukup berat.
"Film ini ringan dan menghibur, meskipun ada isu-isu berat yang diangkat. Selain itu, ada banyak adegan lucu yang membuat film ini cocok ditonton bersama keluarga," kata Mo Sidik.
Keunikan Kehidupan di Rusun dan Isu Sosial
Film "Keluarga Besar" tidak hanya fokus pada komedi, tetapi juga mengeksplorasi keunikan kehidupan bertetangga di rusun. Adegan-adegan yang menggambarkan barang-barang yang diletakkan di luar unit apartemen, menjadi salah satu ciri khas yang ditampilkan.
"Di rusun, barang-barang yang diletakkan di luar itu unik-unik, kalau apartemen biasanya kan di luar ada yang taruh sendal, di rusun, tetangga taruh sofanya di luar," tambah Mo Sidik. Hal ini memberikan sentuhan realistis dan unik pada film tersebut.
Film ini juga menggambarkan karakter-karakter yang beragam, mulai dari kepala keluarga dari kalangan menengah ke bawah hingga anak-anak muda generasi Z. Mereka menghadapi berbagai masalah, baik eksternal maupun internal, yang sering kali muncul akibat kurangnya komunikasi dalam keluarga.
"Kami ingin menggambarkan bahwa di balik kehidupan yang terlihat harmonis, sebenarnya ada masalah-masalah yang dihadapi setiap keluarga. Dan sering kali, masalah-masalah tersebut muncul akibat kurangnya komunikasi," kata Ario Rubbik.
Komedi Situasional yang Menghindari Body Shaming
Meskipun bergenre komedi, film ini menghindari komedi yang bersifat "body shaming". Komedi yang ditampilkan lebih bersifat situasional, muncul dari interaksi antar karakter dan kehidupan sehari-hari di rusun yang terbatas.
"Komedi di film ini lebih bersifat situasional. Misalnya, bagaimana empat orang berbadan besar berinteraksi di dalam satu ruangan sempit, atau bagaimana mereka menghadapi masalah-masalah yang muncul akibat ukuran tubuh mereka," jelas Ario Rubbik.
Proses syuting di rusun asli juga memberikan tantangan tersendiri. Tim produksi harus beradaptasi dengan kondisi ruangan yang sempit dan panas, serta berinteraksi dengan penghuni rusun lainnya. Meskipun ada pertimbangan untuk menggunakan studio, pertimbangan biaya dan keinginan untuk mendapatkan nuansa autentik kehidupan rusun membuat mereka tetap memilih lokasi syuting di rusun tersebut.
"Awalnya kami mempertimbangkan untuk menggunakan studio, tapi setelah berdiskusi dengan produser, ternyata biayanya jauh lebih mahal. Selain itu, kami juga ingin mendapatkan nuansa kehidupan rusun yang lebih autentik," ungkap sutradara film.
Film "Keluarga Besar" menawarkan tontonan komedi aksi yang menghibur sekaligus mengangkat isu sosial yang relevan, menjadikannya pilihan menarik untuk dinikmati bersama keluarga di momen Lebaran.