Keluarga Solihin GP Kenang Kunjungan Ratu Belanda ke Gedung Pakuan
Keluarga mantan Gubernur Jabar Solihin GP mengenang masa tinggal singkat di Gedung Pakuan, termasuk kunjungan Ratu Juliana dan Pangeran Bernhard dari Belanda pada tahun 1971, serta kesederhanaan sang ayah.

Bandung, 16 Februari 2024 - Sebuah kunjungan silaturahmi keluarga besar mantan Gubernur Jawa Barat, Solihin Gautama Purwanegara (Solihin GP), ke Gedung Pakuan baru-baru ini, mengungkap fakta menarik dari masa lalu. Pj. Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin, dalam kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa Ratu Juliana dari Belanda dan suaminya, Pangeran Bernhard, pernah menginap di Gedung Pakuan pada tahun 1971. Kunjungan ini membangkitkan kenangan berharga bagi keluarga Solihin GP yang turut hadir.
Kenangan di Gedung Pakuan
Yeni, anak kedua Solihin GP, membenarkan informasi tersebut. Ia menambahkan bahwa keluarga mereka sebenarnya hanya tinggal di Gedung Pakuan selama kurang lebih tiga bulan. Alasannya? Kesederhanaan Solihin GP membuatnya merasa tidak nyaman dengan suasana formal di rumah dinas tersebut. "Bapak orang bersahaja, enggak suka yang formil. Ketika kami di sini, bapak sendiri tidak betah katanya tidak ada jajanan (pedagang) yang lewat, tidak ada tukang bakso. Katanya banyak aturan, akhirnya mengajak kembali ke rumah. Akhirnya kami kembali ke rumah pribadi setelah beberapa bulan di sini," ungkap Yeni.
Kehidupan keluarga Solihin GP di Gedung Pakuan pun terasa berbeda dari kehidupan mereka di kediaman pribadi di Jalan Mundinglaya, Kota Bandung. Kurangnya keakraban dengan lingkungan sekitar dan aturan-aturan yang ketat membuat Solihin GP memilih untuk kembali ke rumah pribadinya. Kunjungan Ratu Belanda di tahun 1971 menjadi salah satu catatan sejarah yang unik dalam masa singkat keluarga Solihin GP tinggal di Gedung Pakuan.
Apresiasi dan Warisan Solihin GP
Keluarga Solihin GP menyampaikan rasa terima kasih kepada Bey Machmudin atas undangan kunjungan ke Gedung Pakuan setelah 50 tahun lamanya. "Hatur nuhun tos diangkeun, setelah 50 tahun kita bisa berkunjung kembali ke sini," ujar Yeni. Bey Machmudin sendiri turut mengapresiasi sosok Solihin GP, yang dikenal sebagai "Mang Ihin." Ia mencontohkan kedisiplinan dan ketegasan Mang Ihin sebagai inspirasi dalam membangun Jawa Barat.
"Mang Ihin sosok yang disiplin dan juga selalu ingin warga Jabar maju. Itu yang kita ingat bahwa kita harus maju menjadi warga yang maju. Jadi kita harus semangat. Itu inspirasi kita untuk membangun Jabar menjadi provinsi yang paling maju. Kita harus berani karena benar. Itu yang saya lihat dari sosok beliau," tutur Bey Machmudin. Kunjungan keluarga Solihin GP ke Gedung Pakuan bukan hanya sekadar reuni, tetapi juga menjadi kesempatan untuk mengenang sejarah dan warisan kepemimpinan Solihin GP di Jawa Barat.
Kisah Sederhana di Balik Sejarah Besar
Kisah ini menyoroti sisi lain dari sejarah Gedung Pakuan, yang tak hanya menjadi saksi bisu peristiwa-peristiwa penting, tetapi juga menyimpan kenangan pribadi keluarga yang pernah menempatinya. Meskipun hanya tinggal sebentar, pengalaman keluarga Solihin GP di Gedung Pakuan menjadi bagian tak terlupakan dari sejarah bangunan bersejarah tersebut. Lebih dari itu, kisah ini juga menunjukkan sisi humanis dari seorang pemimpin yang mengutamakan kesederhanaan dan kedekatan dengan rakyatnya. Kisah ini juga menjadi pengingat bahwa di balik peristiwa besar, terkadang terdapat cerita-cerita kecil yang penuh makna dan menginspirasi.
Selain itu, kunjungan ini juga menjadi momen refleksi bagi pemerintah Jawa Barat untuk terus belajar dari para pemimpin terdahulu, khususnya dalam hal kedisiplinan, ketegasan, dan komitmen untuk memajukan kesejahteraan rakyat. Warisan Solihin GP berupa kepemimpinan yang sederhana namun efektif, patut menjadi contoh bagi generasi pemimpin masa kini.