Kemenag Musnahkan Ribuan Arsip Lama Ditjen Bimas Buddha dan Katolik
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha dan Katolik Kementerian Agama bekerja sama memusnahkan lebih dari 21 ribu arsip lama yang telah melewati masa retensinya, demi keamanan informasi dan efisiensi kerja.

Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik melakukan kolaborasi dalam pemusnahan arsip lama. Pemusnahan arsip yang telah melewati masa retensinya ini dilakukan pada Kamis di Jakarta. Langkah ini bertujuan untuk menjaga keamanan informasi, meningkatkan efisiensi kerja, dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kemenag, Supriyadi, menyatakan bahwa agenda pemusnahan arsip bersama ini merupakan yang pertama kali dilakukan. "Agenda ini baru pertama kali. Kita bersyukur bisa berkolaborasi dan harapannya ketika semua bisa melakukan kerja keras dan bisa bekerja bersama-sama," ujar Supriyadi. Proses pemusnahan arsip ini telah mendapatkan persetujuan dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan dilakukan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Pemusnahan arsip tidak hanya sekedar membersihkan ruang penyimpanan. Lebih dari itu, langkah ini juga bertujuan untuk menyelamatkan informasi penting dari pihak yang tidak berwenang, serta melestarikan arsip yang memiliki nilai sejarah sebagai memori organisasi dan warisan budaya bangsa. Proses pemusnahan arsip dilakukan dengan cara pencacahan menggunakan mesin penghancur kertas, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang membolehkan pemusnahan arsip melalui pembakaran, pencacahan, atau penggunaan bahan kimia.
Rincian Arsip yang Dimusnahkan
Arsip yang dimusnahkan berasal dari periode tahun 1973 hingga 2022. Arsip yang dinilai dan diajukan untuk dimusnahkan adalah arsip yang masa retensinya telah habis, tidak memiliki nilai guna, tidak berkaitan dengan penyelesaian proses suatu perkara, dan tidak ada undang-undang yang melarangnya. Proses seleksi arsip dilakukan secara ketat dan teliti.
Ditjen Bimas Buddha memusnahkan sebanyak 12.780 nomor arsip. Rinciannya, 7.931 nomor arsip berasal dari Sekretariat dan 4.849 nomor arsip dari Direktorat Urusan dan Pendidikan. Sementara itu, Ditjen Bimas Katolik memusnahkan 8.560 nomor arsip. Rinciannya, 2.261 nomor arsip dari Sekretariat, 3.362 nomor arsip dari Direktorat Urusan Agama Katolik, dan 3.789 nomor arsip dari Direktorat Pendidikan Katolik.
Setelah dilakukan penilaian oleh ANRI, terdapat sejumlah arsip yang berpotensi menjadi arsip statis. Sebanyak 59 nomor arsip dari Ditjen Bimas Buddha dan 163 nomor arsip dari Ditjen Bimas Katolik akan diserahkan ke ANRI melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI untuk diarsipkan secara permanen.
Proses pemusnahan arsip ini menunjukkan komitmen Kemenag dalam pengelolaan arsip yang baik dan efisien. Kolaborasi antar direktorat jenderal juga menunjukkan sinergi positif dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing. Dengan demikian, keamanan informasi dan efisiensi kerja dapat terjaga dengan baik.
Pemusnahan arsip ini juga merupakan bagian dari upaya menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan administrasi pemerintahan. Dengan menghilangkan arsip yang sudah tidak memiliki nilai guna, diharapkan dapat memberikan ruang yang lebih efektif dan efisien dalam penyimpanan arsip yang masih dibutuhkan.