Kemenko Polkam Minta Polri Ungkap Tuntas Kasus Kematian Diplomat Indonesia, Terungkap Kepala Korban Terlilit Lakban!
Kemenko Polkam mendesak Polri segera mengungkap kasus kematian diplomat Indonesia di Jakarta Pusat. Penyelidikan intensif dengan pemeriksaan saksi dan CCTV terus dilakukan.

Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Wamenko Polkam) Lodewijk Freidrich Paulus secara tegas meminta Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk segera menuntaskan penyelidikan kasus kematian diplomat Indonesia. Kasus ini melibatkan seorang diplomat muda yang ditemukan meninggal dunia di kamar indekosnya di Jakarta Pusat pada 8 Juli lalu. Desakan ini disampaikan Lodewijk saat ditemui di kantor Kemenko Polkam, Jakarta Pusat, pada Jumat (25/7).
Pernyataan Wamenko Polkam ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan kejelasan peristiwa tragis tersebut. Lodewijk menekankan pentingnya pengungkapan penyebab kematian diplomat, terutama mengingat kondisi penemuan jenazah yang tidak biasa. Ia berharap agar seluruh pertanyaan terkait insiden ini dapat segera terjawab melalui proses hukum yang transparan dan akuntabel.
Meskipun demikian, Lodewijk juga menyatakan apresiasinya terhadap kinerja Polri, khususnya Polda Metro Jaya, yang dinilai telah bekerja sesuai prosedur dalam menangani kasus ini. Ia menambahkan bahwa Kemenko Polkam tetap terbuka terhadap kritik dan saran dari masyarakat, termasuk masukan dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Hal ini demi memastikan penyelidikan berjalan optimal dan menghasilkan kebenaran yang dapat diterima publik.
Perkembangan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat
Polda Metro Jaya telah melakukan serangkaian langkah signifikan dalam penyelidikan kasus kematian diplomat Indonesia ini. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan bahwa penyelidik telah memeriksa rekaman CCTV dari 20 titik berbeda. Titik-titik ini mencakup lingkungan indekos mendiang, kantor, dan beberapa lokasi lain yang pernah dikunjungi korban.
Rekaman CCTV yang diperiksa mencakup periode tujuh hari terakhir sebelum penemuan jenazah. Proses pemeriksaan barang bukti digital ini masih terus berlangsung, melibatkan tim digital forensik dan analisis dari Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya. Upaya ini diharapkan dapat memberikan gambaran kronologis yang lebih jelas mengenai aktivitas terakhir korban.
Selain analisis rekaman CCTV, pihak kepolisian juga telah memintai keterangan dari 15 orang saksi. Para saksi ini terdiri dari individu yang berada di sekitar tempat indekos, rekan kerja, anggota keluarga Arya Daru (nama diplomat yang meninggal), serta pihak-pihak yang terakhir kali berkomunikasi dengannya. Keterangan para saksi ini menjadi salah satu pilar utama dalam membangun konstruksi kasus dan mencari petunjuk baru.
Jenazah diplomat muda tersebut ditemukan oleh penjaga indekos dalam kondisi kepala terlilit lakban. Penemuan ini memicu dugaan adanya kejanggalan dalam kematiannya. Untuk mengetahui penyebab pasti kematian, jenazah telah diautopsi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Hasil autopsi sangat dinantikan untuk memberikan titik terang pada kasus kematian diplomat Indonesia ini.
Desakan dan Harapan Pengungkapan Kasus
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) turut menyuarakan harapannya agar penyebab kematian Arya Daru dapat segera terungkap. Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam menyatakan bahwa pihak Polda Metro Jaya telah mengantongi sejumlah barang bukti penting. Barang bukti tersebut termasuk rekam jejak digital yang sedang dianalisis secara mendalam oleh tim forensik.
Menurut Anam, belum ditemukan adanya kendala berarti dalam proses pengungkapan kasus ini, dan penyelidikan berjalan sesuai harapan. Ia menekankan bahwa saat ini, fokus utama adalah menunggu hasil autopsi yang akan menjadi kunci penentu. Hasil autopsi diharapkan dapat memberikan informasi medis yang akurat mengenai penyebab kematian diplomat tersebut.
Anam menambahkan bahwa pengumuman hasil autopsi dan terangnya peristiwa ini sangat penting bagi publik. Kejelasan kasus kematian diplomat Indonesia ini tidak hanya akan menjawab rasa penasaran masyarakat, tetapi juga dapat memaksimalkan banyak hal terkait penegakan hukum. Kompolnas akan terus memantau perkembangan kasus ini untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelidikan.