Kisah Inspiratif Mama Paskalina: Wirausahawan Tangguh Asal Paniai, Papua
Kegigihan Mama Paskalina Kudiai, seorang wirausahawan asal Paniai, Papua, yang sukses berjualan di Pasar Sentral Timika selama hampir 20 tahun tanpa bantuan modal dari luar, menginspirasi banyak orang.

Siapa Mama Paskalina Kudiai, apa yang dilakukannya, di mana ia berjualan, kapan ia memulai usaha, mengapa ia berjuang keras, dan bagaimana ia bertahan? Jawabannya terdapat dalam kisah inspiratif seorang perempuan tangguh asal Paniai, Papua, yang telah berjualan di Pasar Sentral Timika selama hampir dua dekade. Mama Paskalina, perempuan berusia 54 tahun ini, menjadi satu-satunya pedagang asli Papua di kawasan tersebut, dengan gigih bersaing dengan puluhan pedagang lain yang berasal dari luar Papua. Ia memulai usahanya sejak pasar tersebut dibuka sekitar tahun 2008, sebelumnya berjualan di pasar lama.
Keberhasilan Mama Paskalina bukan tanpa tantangan. Ia memulai usahanya tanpa bantuan modal dari siapapun, mengandalkan modalnya sendiri. Setiap hari, ia bangun pukul 05.00 WIT dan baru pulang sekitar pukul 20.00 WIT, melayani pembeli dengan penuh dedikasi. "Harus begitu to, kalau mau cari uang," ujarnya dengan dialek Papua yang kental. Meskipun ada pasar khusus 'Mama-Mama Papua', ia memilih tetap berjualan di lokasi semula karena lebih banyak pembeli dan pelanggan tetap.
Kisah Mama Paskalina menjadi bukti nyata bahwa kesuksesan dapat diraih melalui kerja keras dan tekad yang kuat. Ia tidak hanya berhasil menghidupi keluarganya, tetapi juga menyekolahkan tiga putrinya hingga ke perguruan tinggi. Keuntungan yang diperolehnya diputar kembali untuk menambah stok dagangan, menunjukkan pengelolaan keuangan yang cerdas. Meskipun tidak pernah bersekolah, ia memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, "Mama tidak sekolah, tidak tahu membaca, menulis dan menghitung. Tapi anak-anak harus sekolah, biar mereka bisa hidup mandiri," tegasnya.
Ketekunan dan Manajemen Keuangan yang Cerdas
Mama Paskalina membuktikan bahwa modal yang terbatas bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan. Ia memulai usahanya dengan modal sendiri, sekitar Rp3 juta, dan mampu mendapatkan keuntungan bersih hingga Rp500 ribu per hari. Keuntungan tersebut kemudian diputar kembali untuk membeli barang dagangan. Ia membeli aneka sayur mayur dari petani langganan yang mengantar langsung ke pasar, sementara bumbu dapur dan rempah-rempah dibeli dari distributor.
Usaha Mama Paskalina semakin berkembang pesat, terutama pada hari Sabtu dan Minggu serta hari-hari besar keagamaan. Ia dibantu oleh empat putrinya, terutama putri sulungnya, Ance Magai. Keberhasilannya dalam mengelola usaha terlihat dari kemampuannya menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi, membangun rumah permanen, dan membantu keluarganya di Paniai.
Keberhasilan Mama Paskalina juga menjadi bukti bahwa dukungan keluarga sangat penting. Putri keduanya, Agustina Magai, seorang PNS di Puskesmas Pasar Sentral Timika, bahkan menyerahkan seluruh gajinya untuk membantu modal usaha ibunya. Hal ini menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang yang mendalam antara ibu dan anak.
Harapan dan Dukungan
Meskipun telah meraih kesuksesan, Mama Paskalina masih memiliki harapan untuk mengembangkan usahanya lebih besar lagi. Ia bermimpi memiliki ruko sendiri untuk berjualan. Putrinya, Agustina, juga berharap ada pihak yang bersedia membantu permodalan usaha ibunya.
Ketua Pengurus Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), Leonardus Tumuka, mengapresiasi perjuangan Mama Paskalina dan menganggapnya sebagai suri tauladan bagi Mama-mama Papua lainnya. YPMAK berkomitmen untuk mendukung para wirausahawan lokal melalui program pemberdayaan ekonomi, termasuk bantuan permodalan, pelatihan, dan pendampingan.
YPMAK menargetkan untuk melatih dan mencetak 20 wirausahawan baru dari Suku Amungme dan Kamoro tahun ini, bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara (BTN). Mereka berharap dapat melahirkan sedikitnya 100 wirausahawan baru di Kabupaten Mimika dalam lima tahun ke depan. Leonardus menekankan pentingnya bersaing secara sehat untuk meraih kesuksesan dalam era modern ini.
Kisah Mama Paskalina Kudiai menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat, khususnya perempuan Papua. Keberhasilannya membuktikan bahwa dengan kerja keras, tekad yang kuat, dan manajemen keuangan yang baik, siapa pun dapat meraih kesuksesan dalam berwirausaha, bahkan tanpa modal besar di awal.