Kredit BNI Tembus Rp775,87 Triliun di 2024: Pertumbuhan Sehat di Tengah Ketidakpastian Global
Penyaluran kredit Bank Negara Indonesia (BNI) naik 11,6 persen secara tahunan menjadi Rp775,87 triliun di 2024, didorong kinerja segmen korporasi dan konsumer serta dukungan kebijakan Bank Indonesia.

Bank Negara Indonesia (BNI) berhasil membukukan penyaluran kredit yang signifikan pada tahun 2024. Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini, mengumumkan angka fantastis: penyaluran kredit BNI mencapai Rp775,87 triliun, meningkat 11,6 persen dibandingkan tahun 2023 (Rp695,09 triliun). Kenaikan ini disampaikan dalam "Press Conference Paparan Kinerja BNI Fiscal Year 2024", Jakarta, Rabu.
Pertumbuhan kredit BNI ini didorong oleh beberapa faktor kunci. Kontribusi terbesar datang dari segmen korporasi yang mencatat kenaikan 17,6 persen, diikuti segmen konsumer dengan peningkatan 14,5 persen. Kinerja anak perusahaan BNI juga turut andil, mencatatkan pertumbuhan kredit yang mengesankan, yaitu 79,7 persen secara tahunan, dengan tetap menjaga profitabilitas.
Keberhasilan BNI juga terlihat dari pengelolaan risiko kredit yang baik. Indikator penting seperti Non-Performing Loan (NPL) atau kredit macet, Loan at Risk (LAR), dan credit cost menunjukkan tren penurunan. NPL turun menjadi 2 persen, LAR menjadi 10,3 persen, dan credit cost menjadi 1,1 persen. Hal ini menunjukkan kualitas aset BNI tetap terjaga dengan baik.
Pertumbuhan kredit yang sehat dan efisiensi operasional berdampak positif pada Pre-Provisioning Income (PPOP) BNI. PPOP kuartal IV-2024 mencapai angka tertinggi sepanjang tahun, yaitu Rp9,5 triliun. Total PPOP sepanjang tahun 2024 mencapai Rp34,83 triliun. Meskipun kinerja positif, BNI tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dan pertumbuhan konservatif di tengah ketidakpastian ekonomi global.
BNI juga menunjukkan komitmen dalam pengelolaan risiko melalui pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang memadai. Loan at Risk Coverage mencapai 48,8 persen, sementara NPL Coverage berada di level 255,8 persen. Hal ini menunjukkan upaya proaktif BNI dalam mengantisipasi potensi risiko kredit.
Dukungan kebijakan pemerintah juga berperan penting dalam keberhasilan BNI. Perseroan menerima tambahan likuiditas dari Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia sebesar 2,6 persen pada tahun 2024. Insentif ini membantu BNI menjaga rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) di level 96 persen, menunjukkan pengelolaan likuiditas yang sehat.
Dengan dana pihak ketiga (DPK) yang kuat, mencapai Rp805,5 triliun hingga akhir Desember 2024, BNI mampu mempertahankan Net Interest Margin (NIM) di level 4,2 persen dan mencatatkan total Net Interest Income (NII) sebesar Rp40,48 triliun. Fundamental yang solid ini menjadi dasar bagi BNI untuk melanjutkan pertumbuhan yang prudent di tahun 2025.
Kesimpulannya, pencapaian BNI di tahun 2024 menunjukkan kinerja keuangan yang sangat baik, ditandai dengan pertumbuhan kredit yang signifikan, pengelolaan risiko yang terukur, dan likuiditas yang sehat. Keberhasilan ini merupakan hasil dari strategi bisnis yang tepat dan dukungan kebijakan pemerintah. BNI siap menatap tahun 2025 dengan optimisme dan prinsip kehati-hatian.