Kunjungan Xi Jinping ke ASEAN: Prioritas Diplomasi China di Asia Tenggara
Presiden Xi Jinping akan memulai kunjungan kenegaraan pertamanya di tahun 2025 ke Vietnam, Malaysia, dan Kamboja, menunjukkan prioritas utama diplomasi China di kawasan Asia Tenggara.

Presiden Xi Jinping dari China akan melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya di tahun 2025 ke tiga negara Asia Tenggara, yaitu Vietnam, Malaysia, dan Kamboja, pada tanggal 14-18 April 2025. Kunjungan ini, menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menunjukkan prioritas utama diplomasi China tetap berada di kawasan Asia Tenggara. Hal ini disampaikan di Beijing pada Jumat (11/4), menekankan pentingnya hubungan baik dengan negara-negara tetangga sebagai kunci bagi masa depan bersama.
Lin Jian menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan perjalanan luar negeri pertama Xi Jinping di tahun 2025 dan memiliki arti penting bagi hubungan China dengan ketiga negara tersebut, serta ASEAN secara keseluruhan. Ia menambahkan bahwa kunjungan ini diharapkan dapat memberikan dorongan baru bagi perdamaian dan pembangunan di kawasan, bahkan dunia. Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat.
Kunjungan ini juga terjadi dalam konteks hubungan bilateral yang dinamis antara China dan negara-negara ASEAN. China telah secara aktif memperkuat kerja sama ekonomi dan politik dengan negara-negara di kawasan ini, termasuk melalui inisiatif Belt and Road Initiative. Kunjungan Xi Jinping diharapkan akan semakin memperkuat kerja sama tersebut dan membahas berbagai isu regional dan internasional.
Hubungan China-Vietnam: Persahabatan Sosialis dan Kerja Sama yang Berkelanjutan
Dalam kunjungannya ke Vietnam, Xi Jinping akan bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Vietnam, termasuk Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam To Lam, Presiden Luong Cuong, Perdana Menteri Pham Minh Chinh, dan Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man. Kunjungan ini bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara. China dan Vietnam, menurut Lin Jian, merupakan sahabat dan tetangga sosialis yang terus memperkuat solidaritas dan kerja sama.
Xi Jinping terakhir berkunjung ke Vietnam pada tahun 2023, dan sejak itu, komunikasi strategis antara kedua pemimpin negara terus terjaga. Kunjungan kali ini diharapkan dapat mempererat persahabatan tradisional, meningkatkan rasa saling percaya strategis, memperdalam kerja sama praktis, dan mengupayakan kemajuan dalam membangun komunitas China-Vietnam dengan masa depan bersama.
Kerja sama bilateral antara China dan Vietnam mencakup berbagai bidang, termasuk ekonomi, perdagangan, investasi, dan infrastruktur. Kedua negara telah menjalin kemitraan strategis yang komprehensif, dan kunjungan Xi Jinping diharapkan akan semakin memperkuat kemitraan tersebut.
Hubungan China-Malaysia: Tonggak Penting dalam Peningkatan Kerja Sama
Kunjungan Xi Jinping ke Malaysia merupakan kunjungan keduanya setelah 12 tahun, menandai tonggak penting dalam mendorong peningkatan hubungan antara kedua negara. Hubungan China-Malaysia dalam beberapa tahun terakhir telah mencatat perkembangan pesat, ditandai dengan interaksi tingkat tinggi yang sering, konsolidasi rasa saling percaya politik, dan hasil kerja sama yang bermanfaat.
Pada tahun 2023, kedua negara mengumumkan pembangunan komunitas China-Malaysia dengan masa depan bersama, membuka babak baru dalam hubungan bilateral. Selama kunjungan ini, Xi Jinping akan bertemu dengan Raja Sultan Ibrahim dan Perdana Menteri Anwar Ibrahim untuk membahas kerja sama politik dan keamanan, penyelarasan strategi pembangunan, pertukaran budaya, dan memperkuat koordinasi pada isu-isu regional dan internasional, termasuk berkontribusi bagi negara-negara Selatan Global.
Kerja sama ekonomi antara China dan Malaysia sangat penting, dengan China menjadi mitra dagang utama Malaysia. Kunjungan ini diharapkan akan semakin memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara, serta meningkatkan investasi China di Malaysia.
Hubungan China-Kamboja: Mempererat Persahabatan dan Kerja Sama di Berbagai Bidang
Kunjungan Xi Jinping ke Kamboja, setelah terakhir kali berkunjung pada tahun 2016, akan memperkuat hubungan persahabatan tradisional antara kedua negara. China dan Kamboja telah memperdalam kepercayaan strategis bersama dan membuat kemajuan dalam pembangunan Koridor Pengembangan Industri dan 'Fish and Rice Corridor'.
Xi Jinping akan bertemu dengan Raja Norodom Sihamoni, Ibu Suri Norodom Monineath Sihanouk, Presiden Partai Rakyat Kamboja, Ketua Senat Samdech Techo Hun Sen, dan Perdana Menteri Hun Manet. Diskusi akan difokuskan pada lima bidang utama: menjaga kepercayaan politik, kerja sama ekonomi, keamanan, pertukaran budaya dan antarmasyarakat, serta koordinasi strategis.
Kamboja merupakan mitra penting China di kawasan Asia Tenggara. Kunjungan ini diharapkan akan semakin memperkuat kerja sama bilateral di berbagai bidang, termasuk ekonomi, infrastruktur, dan keamanan.
Kunjungan Presiden Xi Jinping ke Vietnam, Malaysia, dan Kamboja menunjukkan komitmen kuat China untuk memperkuat hubungannya dengan negara-negara ASEAN. Kunjungan ini dilakukan di tengah meningkatnya persaingan geopolitik di kawasan tersebut, dan diharapkan dapat berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas regional.