Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 Kembali: Lebih Inklusif dan Berdampak
Setelah sempat vakum, penghargaan sastra bergengsi Kusala Sastra Khatulistiwa kembali hadir di tahun 2025 dengan pembaruan signifikan, meliputi tiga kategori buku dan dampak sosial yang lebih luas.
Kusala Sastra Khatulistiwa kembali menyapa dunia sastra Indonesia! Penghargaan bergengsi ini, sempat vakum sejak 2022, akan kembali digelar pada tahun 2025 dengan sejumlah perubahan signifikan. Bertempat di Jakarta, pengumuman kembalinya Kusala Sastra Khatulistiwa disampaikan pada Senin, 20 Januari, menandai babak baru bagi apresiasi karya sastra Tanah Air.
Kembalinya penghargaan ini tak lepas dari kerja keras Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia (YRKI), didirikan pada 2024 oleh keluarga Richard Oh, sang penggagas Kusala Sastra Khatulistiwa yang telah berpulang. YRKI, didukung penuh oleh Dana Indonesiana dan sponsor lainnya, bertekad untuk menjadikan Kusala Sastra Khatulistiwa lebih relevan dan berdampak bagi perkembangan literasi Indonesia. Pratiwi Juliani, Ketua YRKI sekaligus istri Richard Oh, menekankan bahwa penghargaan ini bukan sekadar ajang pemberian hadiah, tetapi juga sebuah upaya untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat melalui apresiasi sastra.
Salah satu perubahan penting adalah pembaruan kategori penghargaan. Kini, Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 terbagi menjadi tiga kategori: buku puisi, novel, dan kumpulan cerpen. Penambahan kategori kumpulan cerpen menjadi langkah inovatif yang mencerminkan perkembangan genre cerpen dalam sastra Indonesia. Hal ini menunjukkan komitmen Kusala Sastra Khatulistiwa untuk semakin inklusif dan merangkul beragam karya sastra.
Karya-karya yang akan dinilai adalah buku berbahasa Indonesia yang diterbitkan pada tahun 2024. Dewan juri, yang akan diganti setiap tahun demi menjaga netralitas, akan memilih tiga karya terbaik dari masing-masing kategori. Total hadiah yang disediakan pun cukup menggiurkan, yaitu Rp100 juta untuk setiap pemenang. Menariknya, Rp25 juta dari total hadiah akan dialokasikan untuk pembelian buku pemenang dan didistribusikan ke sekolah, perpustakaan, dan komunitas literasi—langkah nyata untuk mendorong minat baca.
Proses seleksi karya akan dikuratori oleh tiga nama terkemuka di dunia sastra Indonesia: Nezar Patria, Eka Kurniawan, dan Hasan Aspahani. Ketiga kurator ini memastikan proses penjurian tetap kredibel dan berkelas, menjaga reputasi Kusala Sastra Khatulistiwa. Para penulis dan penerbit dapat mengirimkan karya mereka paling lambat 20 Februari 2025 (cap pos).
Persyaratan karya yang diajukan cukup detail. Karya harus ditulis dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun 2024. Untuk kategori kumpulan cerpen, minimal harus terdiri dari dua cerpen; novel minimal 30.000 kata; dan kumpulan puisi minimal 40 puisi atau satu puisi panjang (40 halaman). Pengiriman karya beserta biodata penulis dilakukan ke alamat yang telah ditentukan: Kusala Sastra Khatulistiwa 2025, ED Cluster No. 2A, Jalan Gunung Indah V, Girendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten (15445).
Pengumuman daftar panjang dan pendek akan diumumkan sebelum malam penganugerahan. Malam penganugerahan Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 diharapkan akan kembali menghadirkan suasana eksklusif dan apresiatif, menjadi puncak dari rangkaian seleksi karya sastra terbaik Indonesia. Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 bukan hanya sebuah penghargaan, tetapi juga sebuah komitmen nyata untuk merawat dan memajukan kesusastraan Indonesia.