Lifting Migas 2024: Realisasi 1,6 Juta BOEPD, Lebih Rendah dari Target
Realisasi lifting minyak dan gas bumi (migas) Indonesia tahun 2024 mencapai 1,606 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD), lebih rendah dari target APBN 2024, namun meningkat di akhir tahun.
![Lifting Migas 2024: Realisasi 1,6 Juta BOEPD, Lebih Rendah dari Target](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/03/220212.666-lifting-migas-2024-realisasi-16-juta-boepd-lebih-rendah-dari-target-1.jpg)
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengumumkan realisasi lifting migas Indonesia tahun 2024 sebesar 1.606,4 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD). Pengumuman ini disampaikan dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin, 3 Februari. Meskipun angka ini lebih rendah dari target APBN 2024 sebesar 1.668 MBOEPD, realisasi lifting pada November dan Desember 2024 justru melampaui target.
Mengapa realisasi lifting migas 2024 meleset dari target? Meskipun data akhir tahun menunjukkan peningkatan signifikan, realisasi lifting sepanjang tahun 2024 tetap berada di bawah target APBN. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut untuk memahami penyebabnya, dan langkah-langkah apa yang akan diambil untuk memastikan target tercapai di masa mendatang. Pemerintah perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi produksi dan pengelolaan migas.
Bagaimana detail realisasi lifting migas 2024? Secara rinci, lifting minyak bumi mencapai 579,7 ribu barel minyak per hari (MBOPD), lebih rendah dari target 635 MBOPD. Sementara lifting gas bumi mencapai 5.786 BBTUD atau setara 1.026,7 MBOEPD, juga di bawah target 1.033 MBOEPD. Perlu dicatat bahwa realisasi lifting pada bulan-bulan akhir tahun menunjukkan tren positif, dengan capaian 1.748 MBOEPD di November dan 1.868 MBOEPD di Desember 2024.
Tren Lifting Migas Sepanjang Tahun: Ada fluktuasi signifikan dalam realisasi lifting migas sepanjang tahun 2024. Dimulai dari 1.442 MBOEPD pada Januari dan 1.406 MBOEPD pada Februari, angka tersebut meningkat secara bertahap hingga mencapai puncaknya di bulan Desember. Pemerintah menekankan pentingnya menjaga momentum positif ini dan mencegah penurunan produksi di awal tahun 2025.
Alokasi Penggunaan Gas Bumi: Sebanyak 67 persen (3.881 BBTUD) dari total lifting gas bumi digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik, sementara sisanya 33 persen (1.905 BBTUD) diekspor. Pemerintah menyatakan akan memprioritaskan penggunaan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri di tahun-tahun mendatang.
Proyeksi ke Depan: Meskipun realisasi lifting migas tahun 2024 di bawah target, Menteri ESDM optimis target akan tercapai di tahun 2025. Hal ini akan didorong oleh produksi dari kontraktor-kontraktor kerja sama (KKKS) baru, dengan prioritas untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Kesimpulan: Realisasi lifting migas tahun 2024 menunjukkan hasil yang beragam, dengan capaian akhir tahun yang lebih baik daripada awal tahun. Meskipun total realisasi tahunan lebih rendah dari target APBN, pemerintah optimis dan berencana meningkatkan produksi di tahun 2025 dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri.