Mahasiswi Palestina Pimpin Khataman Al-Quran di FK UMI, Kisah Inspiratif di Bulan Ramadan
Mahasiswi FK UMI asal Palestina, Nour Arafah, memimpin bacaan Al-Quran Juz 22 dalam acara GEN-R FK UMI, sebuah kisah inspiratif tentang ketabahan dan cita-cita.

Mahasiswi asal Palestina, Nour Arafah (19), berhasil memimpin pembacaan Al-Quran Juz 22 dalam acara Gerakan Energi Ramadan (GEN-R) ke-6 FK UMI One Day One Juz. Acara yang digelar secara daring dari Makassar, Sabtu (22/3), ini menjadi momen spesial berkat kepemimpinan Nour, seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) angkatan 2024. Kepemimpinan Nour dalam acara ini memberikan inspirasi bagi sivitas akademika FK UMI dan menyoroti perjalanan hidupnya yang penuh tantangan.
Dekan FK UMI, Nasrudin AM, menjelaskan bahwa GEN-R rutin dilaksanakan setiap selesai shalat Subuh. Tujuannya adalah untuk mewujudkan khataman Al-Quran bersama seluruh sivitas akademika FK UMI selama bulan Ramadan. Kehadiran Nour dalam acara ini memberikan nuansa yang berbeda dan lebih bermakna. "Kegiatan ba’da subuh One Day One Juz yang dipimpin langsung mahasiswa hafidz/hafidzah mahasiswa FK UMI dan diikuti keluarga besar FK UMI secara daring yang memasuki hari ke-22 lebih spesial karena dipimpin oleh Nour, mahasiswa FK UMI asal Palestina," ujar Nasrudin.
Nour sendiri merupakan penerima beasiswa FK UMI dari Palestina. Ia merupakan anak pertama dari lima bersaudara, dengan dua adik perempuan dan dua adik laki-laki. Keluarga Nour berasal dari Jalur Gaza Utara, dengan sang ayah berprofesi sebagai pedagang dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Kisah perjalanan Nour hingga ke Indonesia penuh liku dan tantangan yang menguji mental dan ketabahannya.
Perjalanan Inspiratif Nour dari Gaza ke Makassar
Nour menceritakan pengalamannya meninggalkan Gaza di tengah situasi perang yang hebat dan tekanan luar biasa. Keluarganya harus mengambil keputusan sulit untuk menyelamatkan diri dari kota kelahiran mereka. Sebelum berkuliah di FK UMI, Nour menempuh pendidikan di Fakultas Teknik di Gaza. Namun, universitasnya terkena serangan bom, sehingga ia harus menghentikan studinya. Kejadian tersebut mengubah jalan hidupnya dan menumbuhkan cita-cita untuk menjadi dokter.
"Negaraku membutuhkan banyak dokter yang baik dan kuat untuk terus bertahan dan tabah," kata Nour, menggambarkan motivasinya untuk menjadi seorang dokter dan membantu banyak orang di tengah situasi sulit di negaranya. Pengalaman traumatis yang dialaminya menjadi pendorong kuat untuk meraih cita-cita tersebut dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakatnya.
Dalam pencarian informasi perguruan tinggi, Nour menemukan FK UMI melalui media dan media sosial. Ia tertarik dengan lingkungan belajar yang kondusif, dosen-dosen yang berkualitas, dan kurikulum yang baik. Selain itu, banyaknya kegiatan keagamaan, terutama murojaah hafalan Al-Quran, sangat sesuai dengan latar belakangnya sebagai seorang hafizah 30 Juz.
"Juga banyak kegiatannya yang cocok untuk saya, terutama murojaah hafalan, karena Nour adalah seorang hafizah 30 Juz," ujarnya, menjelaskan alasannya memilih FK UMI sebagai tempat melanjutkan pendidikannya.
UMI: Amanah untuk Mendukung Pendidikan Anak-anak Palestina
Dekan FK UMI, Nasrudin AM, menambahkan bahwa kehadiran Nour di UMI merupakan sebuah amanah. Pihak universitas berkomitmen untuk memberikan dukungan dan pendidikan terbaik bagi Nour. Kehadiran Nour juga dilihat sebagai bentuk kepedulian dan dukungan terhadap Palestina, dengan cara memuliakan anak-anak Palestina dan mendidik mereka menjadi tenaga medis yang profesional.
"Kehadiran Nour di UMI merupakan amanah, yang Insya Allah kami dapat emban dengan baik, bagian dari bentuk kepedulian atas dukungan kebebasan Palestina dengan cara memuliakan anak-anak Palestina untuk dididik menjadi dokter nantinya," kata Nasrudin.
Kisah Nour Arafah menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya dalam menghadapi tantangan hidup dan meraih cita-cita. Keberanian dan ketabahannya dalam menghadapi situasi sulit di negaranya, serta tekadnya untuk menjadi dokter, merupakan bukti nyata bahwa semangat dan kerja keras dapat mengalahkan segala rintangan.