Megawati: HUT Ke-80 Kemerdekaan RI Momen Kebangkitan Bangsa, Soroti Tantangan Kolonialisme Gaya Baru
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menegaskan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI sebagai momentum kebangkitan. Ia mengingatkan tantangan perjuangan pascakemerdekaan, termasuk kolonialisme gaya baru.

Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum Partai PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menegaskan bahwa peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia harus menjadi momentum kebangkitan kembali bangsa. Pernyataan ini disampaikannya saat menjadi inspektur upacara HUT Ke-80 RI di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, pada Minggu lalu. Megawati menyerukan semangat gotong royong sebagai fondasi utama untuk menghadapi tantangan ke depan.
Dalam pidatonya, Megawati mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia mengenai pesan penting dari Proklamator dan Presiden pertama RI, Soekarno. Bung Karno pernah menyatakan bahwa perjuangan setelah kemerdekaan akan jauh lebih sulit karena bangsa harus melawan dirinya sendiri. Pesan ini relevan untuk memahami kompleksitas tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini.
Lebih lanjut, Megawati menyoroti adanya bentuk tantangan perjuangan pascakemerdekaan yang tidak lagi berupa kolonialisme fisik. Ia menyebutkan adanya kolonialisme gaya baru yang menyusup ke dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari kebijakan, ekonomi, hingga budaya. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga kemerdekaan yang telah direbut dengan susah payah serta merawat persatuan demi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Semangat Kebangkitan dan Gotong Royong
Megawati Soekarnoputri secara tegas menyerukan agar HUT Ke-80 Kemerdekaan RI dijadikan titik tolak untuk kebangkitan nasional. Ia menekankan pentingnya semangat gotong royong yang tidak hanya melibatkan pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. Gotong royong ini dianggap sebagai kunci untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa dan mencapai kemajuan bersama.
Pesan Bung Karno mengenai perjuangan yang lebih sulit karena melawan bangsa sendiri menjadi landasan pemikiran Megawati. Ia menjelaskan bahwa tantangan saat ini bukan lagi penjajah fisik, melainkan ancaman internal yang bisa melemahkan persatuan. Hal ini mencakup berbagai bentuk perpecahan dan konflik yang berpotensi menghambat pembangunan dan kemajuan bangsa.
Megawati juga menyoroti fenomena kolonialisme gaya baru yang diidentifikasinya sebagai infiltrasi dalam kebijakan, ekonomi, dan budaya. Menurutnya, bentuk kolonialisme ini lebih halus namun berbahaya karena dapat mengikis kedaulatan dan identitas bangsa secara perlahan. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk senantiasa waspada dan menjaga kemerdekaan dengan merawat persatuan serta memperjuangkan keadilan sosial.
Pesan Megawati untuk Kader PDIP
Dalam kesempatan yang sama, Megawati juga menyampaikan pesan khusus kepada para kader PDIP yang hadir dalam peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI. Ia mengingatkan mereka untuk tidak pernah merasa lebih tinggi atau berkuasa dari rakyat. Etika dan moralitas dalam berpolitik menjadi poin penting yang ditekankan oleh Ketua Umum partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Megawati menegaskan bahwa partai politik, khususnya PDIP, adalah alat perjuangan rakyat, bukan tujuan untuk mengayakan diri sendiri atau meraih kekuasaan semata. Ia memperingatkan keras agar tidak ada kader yang memanfaatkan partai untuk kepentingan pribadi. Prinsip ini menjadi fondasi bagi setiap kader untuk senantiasa berjuang demi kesejahteraan dan kepentingan masyarakat luas.
Peringatan ini bertujuan untuk menanamkan kembali nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan yang telah dicontohkan oleh para pendiri bangsa. Megawati berharap agar setiap kader PDIP dapat menjadi teladan dalam menjaga integritas dan komitmen terhadap cita-cita kemerdekaan, yakni mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Perayaan Nasional HUT Ke-80 Kemerdekaan RI
Peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2025 mengusung tema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”. Tema ini merefleksikan semangat kebangsaan yang kuat dan menjadi visi untuk melangkah ke masa depan yang lebih baik. Seluruh rangkaian acara dirancang untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan optimisme.
Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi dalam rangka HUT Ke-80 Republik Indonesia dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta. Selain upacara utama, berbagai kegiatan lain juga digelar untuk menyemarakkan peringatan ini. Beberapa di antaranya adalah Kirab Bendera Sang Merah Putih dan Teks Proklamasi, Pesta Rakyat, serta Karnaval Bersatu Kemerdekaan yang melibatkan partisipasi luas dari masyarakat.
Upacara peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI di Sekolah Partai PDIP turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting. Hadir antara lain Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, serta putra Megawati yang juga Ketua DPP M. Prananda Prabowo. Selain itu, jajaran DPP PDIP periode 2025-2030, pengurus inti DPD dan PDC PDIP DKI Jakarta, serta ketua, sekretaris, dan bendahara badan atau sayap yang berada dalam naungan PDIP dan Satgas PDIP juga turut memeriahkan acara tersebut.