Menag Nasaruddin: Santri Harus Lebih Percaya Diri dan Jadi Pemimpin
Menteri Agama Nasaruddin Umar mendorong perubahan mental santri agar lebih percaya diri dan menjadi bagian dari masyarakat terdepan, bukan hanya sebagai kelompok minoritas, serta mengajak ASN Kemenag untuk berani tampil sebagai agen perubahan.

Mental Santri dan ASN Kemenag Perlu Berubah
Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, baru-baru ini menyoroti pentingnya perubahan mental santri dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag). Pernyataan ini disampaikan pada Kamis di Ciputat, Tangerang Selatan. Beliau menekankan perlunya peningkatan rasa percaya diri santri yang selama ini seringkali dianggap kurang berani tampil di depan.
Menag Nasaruddin mengungkapkan keprihatinannya melihat sebagian santri masih merasa sebagai kelompok minoritas. Ia mendorong perubahan paradigma, agar santri mampu mengambil peran lebih besar dalam masyarakat. “Kepribadian santri seperti ini sudah harus diubah. Santri harus bangga pada dirinya sendiri dan santri itu bukan hanya untuk umat Islam, tapi juga sekolah-sekolah keagamaan,” tegasnya. Ia berharap santri dapat menjadi the first society, bukan sekadar the second population.
Peran Santri dan ASN Kemenag sebagai Agen Perubahan
Pesan perubahan mental ini tidak hanya ditujukan kepada santri. Menag juga menekankan pentingnya mentalitas yang lebih percaya diri bagi ASN Kemenag. Mereka didorong untuk berani tampil sebagai pemimpin dan agen perubahan. “Saya mohon betul mental Kementerian Agama jangan pakai mental-mental ikut-ikut santri terbiasa (merendah) di belakang,” pinta Menag.
Prestasi Kemenag dan Kaitannya dengan Mentalitas Kerja
Menag Nasaruddin juga turut mengungkapkan rasa bangganya terhadap kinerja Kemenag yang dinilai baik oleh Center of Economic and Law Studies (CELIOS). Kemenag bahkan mendapatkan rapor hijau atau berkinerja baik selama 100 hari Kabinet Merah Putih. Ia membandingkan prestasi ini dengan kementerian lain yang memiliki anggaran lebih besar, namun belum tentu berkinerja sebaik Kemenag. “Yang paling penting buat kita adalah satu keikhlasan. Ikhlas beramal, saya kira itulah yang membuat Kementerian Agama itu selalu unggul,” jelasnya. Keikhlasan, menurut Menag, merupakan kunci untuk menghilangkan rasa malas, mengeluh, dan sikap manja yang mencerminkan mentalitas rendah.
Mentalitas Unggul: Ikhlas dan Percaya Diri
Menag menegaskan bahwa mentalitas yang unggul ditandai dengan rasa percaya diri, bukan sikap cengeng, suka mengeluh, atau mudah putus asa. “Mental Kementerian Agama bukan mental cengeng, suka mengeluh, ngadu-ngadu, itu mental kelas bawah. Mental utama mampu menjadi dirinya sendiri. Itulah kualitas ikhlas,” tutup Menag Nasaruddin.
Kesimpulan
Seruan Menag Nasaruddin Umar untuk perubahan mental santri dan ASN Kemenag menjadi sorotan penting. Perubahan ini diharapkan mampu mendorong terciptanya kepemimpinan yang lebih percaya diri dan berintegritas, serta kinerja yang lebih optimal bagi Kemenag dan Indonesia secara keseluruhan.