Mengapa Pertamina Tambah 86 Unit Kendaraan Tangki? Ini Alasannya Atasi Keterlambatan Distribusi BBM
Pertamina Tambah Kendaraan Tangki hingga 86 unit bantu distribusi BBM di Jember-Bondowoso. Penutupan jalur Gumitir jadi penyebab utama, simak upaya Pertamina!

PT Pertamina (Persero) Patra Niaga Jatimbalinus mengambil langkah cepat dengan menambah 86 unit kendaraan truk tangki. Penambahan ini bertujuan untuk mengatasi potensi keterlambatan distribusi bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Jember dan Bondowoso.
Langkah ini diambil menyusul penutupan jalan nasional di jalur Gumitir yang menghubungkan Jember-Banyuwangi. Penutupan tersebut dilakukan untuk perbaikan infrastruktur jalan yang vital bagi mobilitas logistik.
Keputusan strategis ini merupakan respons langsung dari Pertamina untuk memastikan ketersediaan BBM bagi masyarakat di kedua wilayah tersebut. Koordinasi intensif juga dilakukan dengan berbagai pemangku kepentingan terkait.
Strategi Pertamina Hadapi Penutupan Jalur Gumitir
Penutupan jalur Gumitir yang dimulai pada 24 Juli 2024 menimbulkan tantangan signifikan bagi distribusi BBM dari Banyuwangi menuju Jember dan Bondowoso. Jalur ini sebelumnya menjadi rute utama yang efisien.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus telah memetakan dan melaksanakan alternatif distribusi sejak pertengahan Juli lalu. Rute alternatif yang digunakan adalah Banyuwangi-Situbondo-Arak-Arak Bondowoso-Jember.
Perubahan rute ini berdampak pada waktu tempuh yang lebih panjang. Jika sebelumnya distribusi hanya membutuhkan waktu sekitar 4 jam, kini bisa mencapai 11 jam, terutama karena kemacetan di area Pelabuhan Ketapang.
Penambahan 86 unit mobil tangki bantuan menjadi krusial dalam menjaga kelancaran pasokan. Kendaraan ini berasal dari suplai Banyuwangi, Surabaya, dan Malang, dengan mempertimbangkan kapasitas maksimal 24 kiloliter (kl) yang bisa melintasi jalur alternatif.
Upaya Koordinasi dan Alih Suplai untuk Optimalisasi Distribusi
Selain penambahan armada, Pertamina juga aktif berkoordinasi dengan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) dan Polres setempat. Koordinasi ini bertujuan untuk memprioritaskan kendaraan pengangkut BBM dan LPG agar dapat melintas lebih lancar di tengah kepadatan lalu lintas.
Keputusan penting lainnya adalah melaksanakan alih suplai ke Pertamina Instalasi Surabaya Group dan Fuel Terminal Malang. Langkah ini diambil untuk menghindari kendaraan tangki BBM terjebak kemacetan parah di Pelabuhan Ketapang.
Alih suplai ini memastikan bahwa pasokan BBM dapat terus mengalir ke wilayah terdampak dari titik-titik distribusi yang berbeda. Ini mengurangi beban pada satu jalur distribusi utama yang terganggu.
Ahad Rahedi, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, menyatakan bahwa upaya antisipasi terus dilakukan. Pendistribusian BBM juga akan dibantu melalui Tuban dan Madiun sebagai langkah normalisasi penyaluran.