Mengenang Marsma Fajar, Pilot F-16 yang Pernah Cegat Jet Tempur AS, Gugur Saat Pesawat FASI Jatuh di Bogor
Pesawat FASI jatuh di Bogor menewaskan Marsma Fajar Adriyanto, seorang pilot F-16 legendaris TNI AU yang pernah mencegat jet tempur AS.

TNI Angkatan Udara (TNI AU) mengonfirmasi kabar duka atas meninggalnya salah satu putra terbaiknya, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto. Beliau gugur dalam insiden jatuhnya pesawat latih sipil milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) dengan nomor registrasi PK-S126. Peristiwa tragis ini terjadi di wilayah Ciampea, Kabupaten Bogor, pada Minggu, 3 Agustus.
Kecelakaan pesawat latih Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 ini terjadi setelah pesawat lepas landas dari Pangkalan Udara TNI AU (Lanud) Atang Sendjaja, Bogor. Marsma Fajar menerbangkan pesawat tersebut dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara. Latihan ini merupakan bagian penting dari pembinaan dan pemeliharaan kemampuan personel FASI.
Insiden ini menjadi duka mendalam bagi TNI AU dan seluruh insan olahraga dirgantara nasional. Jenazah Marsma Fajar Adriyanto telah dievakuasi ke RSAU Lanud Atang Sendjaja untuk proses pemulasaran. Sementara itu, lokasi jatuhnya pesawat telah diamankan dengan garis pengaman oleh aparat berwenang.
Kronologi Insiden Pesawat FASI Jatuh
Pesawat yang diterbangkan oleh almarhum Marsma Fajar lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pada Minggu pukul 09.08 WIB. Penerbangan ini dilakukan dalam kapasitas Marsma TNI Fajar sebagai pilot dan Saudara Roni sebagai co-pilot. Latihan profisiensi terbang ini merupakan latihan rutin pembinaan kemampuan personel FASI, yang merupakan induk bagi olahraga dirgantara nasional binaan TNI Angkatan Udara.
Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat tersebut mengalami hilang kontak dengan menara pengawas. Tak lama kemudian, pesawat ditemukan jatuh di sekitar area TPU Astana, Ciampea. Kedua awak pesawat segera dievakuasi menuju RSAU dr. M. Hassan Toto untuk mendapatkan penanganan medis. Namun, Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal dunia setibanya di rumah sakit.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Marsma TNI I Nyoman Suadnyana, menjelaskan bahwa penerbangan tersebut telah dilengkapi dengan Surat Izin Terbang (SIT) Nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan oleh Lanud Atang Sendjaja. Pesawat Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 ini juga dinyatakan laik terbang. Bahkan, penerbangan pada hari itu merupakan sortie kedua bagi pesawat tersebut, menunjukkan kondisi yang seharusnya prima.
Profil Marsma Fajar: Pilot F-16 Berdedikasi Tinggi
Marsma TNI Fajar Adriyanto merupakan sosok yang sangat dihormati di lingkungan TNI Angkatan Udara. Beliau adalah lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992 dan dikenal sebagai penerbang tempur F-16 dengan call sign “Red Wolf”. Sepanjang kariernya, Marsma Fajar telah mengemban berbagai jabatan strategis yang menunjukkan kapasitas dan dedikasinya yang tinggi.
Posisi penting yang pernah dipegangnya antara lain Komandan Skadron Udara 3, Komandan Lanud Manuhua, Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Kepala Pusat Potensi Dirgantara (Kapuspotdirga), Asisten Potensi Dirgantara Komando Operasi Udara Nasional (Aspotdirga Kaskoopsudnas), dan terakhir Kepala Kelompok Staf Ahli Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Udara (Kapoksahli Kodiklatau). Perjalanan kariernya mencerminkan kontribusi besar beliau bagi kemajuan TNI AU.
Salah satu momen paling berkesan dalam karier Marsma Fajar adalah keterlibatannya dalam misi mencegat pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean, Jawa Timur, pada tahun 2003. Misi penerbangan yang menyandang call sign “Falcon Flight” itu juga melibatkan Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, yang pada saat itu masih berpangkat kapten. Misi ini menunjukkan keberanian dan profesionalisme Marsma Fajar dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia.
TNI AU menyampaikan duka cita yang mendalam atas peristiwa ini. Semangat, keteladanan, dan pengabdian Marsma Fajar Adriyanto akan senantiasa menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga langit Indonesia. Beliau dikenal sebagai sosok berdedikasi tinggi dan menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU.