Menguak Data BPS: Penduduk Miskin NTB Terus Menurun dalam Satu Dekade, Capai 654.570 Jiwa per Maret 2025
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru, jumlah penduduk miskin di NTB terus menunjukkan tren penurunan signifikan selama satu dekade terakhir. Simak detailnya!

Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) melaporkan adanya penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah tersebut. Per Maret 2025, angka kemiskinan tercatat sebanyak 654.570 jiwa. Angka ini menunjukkan penurunan tipis dibandingkan data pada September 2024.
Kepala BPS NTB, Wahyudin, menjelaskan bahwa pada September 2024, jumlah penduduk miskin mencapai 658.600 orang atau setara 11,91 persen. Penurunan menjadi 11,78 persen per Maret 2025 menunjukkan progres positif. Ini menandakan adanya penurunan sekitar 0,13 persen dalam kurun waktu tersebut.
Wahyudin juga menyoroti tren penurunan angka kemiskinan yang konsisten selama satu dekade terakhir di NTB. Keberhasilan ini didorong oleh intervensi ekonomi dan sosial yang efektif. Terutama program-program yang menyasar wilayah perdesaan.
Tren Penurunan Angka Kemiskinan di NTB
Data BPS NTB menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di provinsi ini telah mengalami penurunan berkelanjutan sejak satu dekade lalu. Pada September 2014, tercatat sebanyak 826.620 jiwa atau setara 17,05 persen penduduk NTB berada di bawah garis kemiskinan. Angka ini secara bertahap menurun seiring waktu.
Pada September 2020, jumlah penduduk miskin di NTB turun menjadi 746.040 jiwa atau setara 14,23 persen. Tren positif ini terus berlanjut hingga Maret 2025, di mana angka tersebut mencapai 654.570 jiwa atau sekitar 11,78 persen. Penurunan ini menunjukkan efektivitas berbagai program pengentasan kemiskinan yang telah dijalankan.
Penurunan angka kemiskinan secara total di Nusa Tenggara Barat sebagian besar didorong oleh keberhasilan dalam menurunkan kemiskinan di wilayah perdesaan. Intervensi ekonomi dan sosial yang tepat sasaran di area ini terbukti sangat efektif. Oleh karena itu, penguatan program-program serupa di perdesaan menjadi kunci untuk pencapaian yang lebih baik di masa depan.
Faktor Pendorong Penurunan dan Tantangan Ketimpangan
Salah satu faktor pendukung penurunan angka kemiskinan adalah peningkatan rata-rata upah buruh. Pada Februari 2025, rata-rata upah buruh tercatat sebesar Rp2.377.411. Angka ini meningkat sekitar 0,52 persen dibandingkan Agustus 2024 yang sebesar Rp2.365.102. Peningkatan upah ini berkontribusi pada daya beli masyarakat.
Selain itu, penyaluran bantuan sosial juga berperan penting dalam menekan angka kemiskinan. Bantuan sosial sembako dan bantuan pangan non tunai hingga periode Maret 2025 meningkat sebesar 3,54 persen dibandingkan September 2024. Dari target 505.565 keluarga penerima manfaat, sebanyak 496.778 keluarga telah menerima bantuan. Ini menunjukkan jangkauan program yang luas.
Meskipun terjadi penurunan kemiskinan, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk di NTB yang diukur oleh Gini rasio menunjukkan sedikit peningkatan. Pada Maret 2025, Gini rasio berada di angka 0,369 poin. Angka ini naik 0,005 poin dibandingkan September 2024 yang sebesar 0,364 poin, dan naik 0,008 poin dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 0,361 poin. Peningkatan Gini rasio ini menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pemerataan kesejahteraan.