Menhut Ajak Petani Kelola Hutan lewat Perhutanan Sosial: Sinergi Lestarikan Alam
Menteri Kehutanan mengajak petani hutan berpartisipasi aktif dalam pengelolaan hutan melalui skema perhutanan sosial, demi kelestarian alam dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Jakarta, 17 Maret 2024 - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menyerukan partisipasi aktif petani hutan dalam pengelolaan dan pelestarian hutan melalui skema perhutanan sosial. Inisiatif ini melibatkan masyarakat secara langsung dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Program ini dijalankan melalui tiga skema utama, yaitu hutan kemasyarakatan, hutan desa, dan kemitraan konservasi.
Langkah ini merupakan implementasi arahan Presiden Prabowo Subianto untuk melibatkan masyarakat secara penuh dalam program-program kehutanan. Menhut menekankan pentingnya perubahan paradigma, dari pemisahan antara masyarakat dan hutan menjadi kolaborasi aktif. Kini, masyarakat diberi akses untuk masuk ke kawasan hutan melalui skema perhutanan sosial, konservasi, dan rehabilitasi hutan, membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.
Konsep ini telah diterapkan di berbagai lokasi, salah satunya di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Keberhasilan penerapan skema perhutanan sosial di TNGHS menunjukkan efektivitas partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menyeimbangkan kebutuhan ekonomi masyarakat dengan pelestarian lingkungan.
Perhutanan Sosial: Kolaborasi untuk Kelestarian Hutan
Menhut Raja Juli Antoni menyampaikan ajakannya tersebut saat mengunjungi Kelompok Tani Hutan (KTH) dan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) di Bantarkaret, Bogor, Minggu (16/3). Enam kelompok perhutanan sosial hadir dalam kunjungan tersebut, yaitu KTH Pabangbon Sejahtera, LPHB Bantarkaret, LPHD Malasari, KTH Ciguha River, KTH Cikaniki Sejahtera, dan KTH Malasari Lestari. Kehadiran mereka menjadi bukti nyata partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan.
Menhut menekankan makna penting partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan. "Jadi, ini menunjukkan lokasi ini ada partisipasi yang 'meaningful', yang bermakna, yang penuh, yang melibatkan masyarakat dari beberapa skema yang tersedia di Kementerian Kehutanan. Sehingga tujuan dari Pak Presiden Prabowo Subianto, beliau mengamanatkan untuk melibatkan masyarakat secara penuh dalam program-program," ujar Menhut Raja Antoni.
Lebih lanjut, Menhut menjelaskan perubahan paradigma dalam pengelolaan hutan. "Dengan demikian, lanjutnya, paradigma atau cara berfikir harus diubah dari yang sebelumnya antara masyarakat dan hutan berjarak maka kini, sekarang masyarakat diizinkan untuk masuk ke kawasan hutan dengan skema-skema seperti perhutanan sosial, konservasi dan rehabilitasi hutan." Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberdayakan masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan.
Pelepasliaran Burung di TNGHS: Langkah Nyata untuk Keanekaragaman Hayati
Selain kunjungan ke kelompok perhutanan sosial, Menhut juga melakukan pelepasliaran 265 ekor burung di TNGHS. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian keanekaragaman hayati. Burung-burung yang dilepaskan terdiri dari berbagai jenis, antara lain 150 jalak kerbau, 50 tekukur, 50 kutilang, dan 15 trucukan.
Dalam kesempatan tersebut, Menhut melibatkan anak-anak sekitar untuk turut serta melepasliarkan burung-burung tersebut. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran sejak dini akan pentingnya pelestarian lingkungan. "Ada beberapa anak saya ajak bareng-bareng, karena masa depan hutan, masa depan keanekaragaman hayati sangat bergantung pada mereka," ujar Raja Antoni. Pesan ini menekankan pentingnya pendidikan lingkungan untuk generasi mendatang.
Menhut juga mengingatkan anak-anak untuk tidak menangkap atau membunuh burung-burung di sekitar mereka. Upaya pelestarian keanekaragaman hayati membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk generasi muda. Kegiatan pelepasliaran burung ini menjadi simbol nyata komitmen pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati Indonesia.
Program perhutanan sosial diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam upaya pelestarian hutan dan keanekaragaman hayati di Indonesia.