Menikdasmen Ajak Muslimat NU Sukseskan Wajib Belajar 13 Tahun
Mendikdasmen mengajak Muslimat NU berkolaborasi dalam program Wajib Belajar 13 tahun dan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat untuk mencetak generasi emas 2045.

Surabaya, 14 Februari 2024 - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Abdul Mu'ti, mengajak organisasi Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) untuk mendukung program prioritas Kementerian Pendidikan, salah satunya Wajib Belajar 13 tahun. Ajakan ini disampaikan langsung oleh Menteri Mu'ti saat menghadiri Kongres XVIII Muslimat NU di Surabaya, Jawa Timur.
Kerja Sama Menuju Generasi Emas 2045
Dalam sambutannya, Mendikbudristek menekankan pentingnya kolaborasi untuk mencapai tujuan mulia ini. "Kami berharap Muslimat NU dapat bersama-sama mewujudkan amanat konstitusi dan mencetak generasi penerus bangsa yang hebat, menyambut generasi emas Indonesia di tahun 2045," ungkap Mu'ti. Ia juga menyoroti pentingnya peran orang tua dan komunitas dalam membentuk karakter anak.
Selain Wajib Belajar 13 tahun, Mendikbudristek juga mempromosikan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Program ini berfokus pada pembentukan karakter anak melalui kebiasaan positif sehari-hari. Kolaborasi dengan Muslimat NU dianggap krusial untuk mensukseskan kedua program ini, mengingat peran penting Muslimat NU dalam masyarakat.
Wajib Belajar 13 Tahun dan Masa Emas Anak
Mendikbudristek menjelaskan pentingnya pendidikan sejak dini. Beliau menyatakan bahwa masa emas perkembangan anak berada di jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) hingga kelas tiga atau empat Sekolah Dasar (SD). Oleh karena itu, Kemendikbudristek bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk membangun satu PAUD di setiap desa.
Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan akses pendidikan berkualitas bagi semua anak Indonesia, terutama di daerah terpencil. Program ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat: Menuju Kesehatan Mental yang Prima
Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dirancang untuk membangun karakter anak Indonesia melalui pembiasaan positif. Program ini juga menekankan pentingnya kesehatan mental anak, meliputi aspek spiritual, nutrisi, dan waktu tidur yang cukup. Tujuannya adalah menciptakan generasi yang sehat fisik dan mental, siap belajar, dan gembira.
Kemendikbudristek bahkan berencana untuk menambahkan senam otak setelah program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah. Senam otak ini dirancang untuk merilekskan dan menyegarkan otak anak. Langkah ini menunjukkan komitmen Kemendikbudristek untuk menciptakan lingkungan belajar yang holistik dan mendukung.
Sinergi Menuju Pendidikan Berkualitas
Mendikbudristek mengajak Muslimat NU untuk bersinergi dalam menyukseskan program-program Kemendikbudristek. Beliau berharap lembaga pendidikan berbasis Islam dapat berperan aktif dalam mencetak generasi yang berintelektual dan bermoral tinggi. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan sinergi positif dan mempercepat terwujudnya tujuan pendidikan nasional.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Muslimat NU, diharapkan program Wajib Belajar 13 tahun dan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dapat berjalan efektif dan mencapai sasaran yang diharapkan. Hal ini akan berkontribusi pada pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Kesimpulan
Kerja sama antara Kemendikbudristek dan Muslimat NU dalam program Wajib Belajar 13 tahun dan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat merupakan langkah strategis dalam upaya mencetak generasi emas Indonesia 2045. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan membentuk karakter anak Indonesia yang unggul.