Menlu RI Dorong Misi Perdamaian PBB yang Adaptif
Menlu RI Sugiono menekankan pentingnya misi pemeliharaan perdamaian PBB yang adaptif dan dukungan sumber daya memadai, seiring partisipasi aktif Indonesia dalam misi tersebut sejak 1957.
![Menlu RI Dorong Misi Perdamaian PBB yang Adaptif](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000151.131-menlu-ri-dorong-misi-perdamaian-pbb-yang-adaptif-1.jpeg)
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono, baru-baru ini menyoroti pentingnya adaptasi misi pemeliharaan perdamaian PBB dalam menghadapi situasi global yang dinamis. Pernyataan ini disampaikan saat beliau menghadiri United Nations Peacekeeping Ministerial Preparatory Meeting di Sentul, Selasa, 4 Februari 2024.
Indonesia, sebagai negara kontributor pasukan perdamaian terbesar ke-5 di dunia dengan 2.753 personel di delapan misi berbeda, memiliki komitmen kuat terhadap misi perdamaian PBB. Komitmen ini, menurut Menlu Sugiono, sejalan dengan konstitusi dan visi strategis pemerintah Indonesia serta berkelanjutan sejak tahun 1957.
Menlu Sugiono juga menekankan pentingnya menghormati prinsip-prinsip dasar misi pemeliharaan perdamaian PBB. Beliau mendorong identifikasi kapabilitas yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks. Hal ini mencakup kebutuhan akan sumber daya yang memadai, termasuk personel terlatih, teknologi mutakhir, dan dukungan finansial.
Dalam sambutannya, Menlu Sugiono menyampaikan apresiasi kepada seluruh pasukan perdamaian Indonesia. Beliau menyebut mereka sebagai bukti nyata komitmen Indonesia untuk menjaga perdamaian dunia, sesuai amanat konstitusi. Partisipasi Indonesia tidak hanya sebatas kontribusi pasukan, melainkan juga aktif dalam forum multilateral, termasuk sebagai perumus Action for Peacekeeping (A4P).
A4P sendiri merupakan dokumen penting dalam memajukan dan meningkatkan efektivitas misi perdamaian PBB. Pertemuan di Sentul merupakan persiapan untuk United Nations Peacekeeping Ministerial di Berlin pada 13-14 Mei 2025, yang bertema "The Future of UN Peacekeeping".
Pertemuan dua hari tersebut membahas berbagai tantangan dan peluang dalam misi perdamaian PBB. Tujuan utama adalah merumuskan masukan untuk pertemuan di Berlin guna menghadapi tantangan keamanan internasional yang semakin kompleks dan dinamis. Indonesia, dengan pengalaman dan kontribusinya yang signifikan, memiliki peran penting dalam menentukan arah masa depan misi perdamaian PBB.
Sebagai kesimpulan, Indonesia menekankan pentingnya adaptasi dan dukungan yang kuat untuk keberhasilan misi pemeliharaan perdamaian PBB. Partisipasi aktif Indonesia dalam misi ini mencerminkan komitmen terhadap perdamaian dunia dan peran penting Indonesia dalam forum internasional.