Mensos Gus Ipul Beri Santunan Rp15 Juta untuk Korban Longsor Mojokerto
Menteri Sosial Saifullah Yusuf memberikan santunan sebesar Rp15 juta kepada masing-masing ahli waris tujuh korban meninggal dalam tragedi longsor Mojokerto dan mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadaan bencana.

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, telah menyalurkan santunan kepada keluarga korban longsor di Mojokerto, Jawa Timur. Tragedi longsor yang terjadi pada Kamis, 3 April 2024, telah merenggut 10 nyawa, tujuh diantaranya merupakan satu keluarga yang tengah melakukan perjalanan di jalur Pacet-Cangar. Penyerahan santunan ini dilakukan pada Minggu, 6 April 2024, bertepatan dengan tahlilan yang diadakan di kediaman korban di Desa Kloposepuluh, Kabupaten Sidoarjo.
Gus Ipul turut menyampaikan duka cita mendalam atas musibah ini. "Saya mengucapkan duka cita yang mendalam, turut berbela sungkawa. Tapi saya tahu bahwa Pak Wahyudi sekeluarga ini adalah keluarga dan pribadi-pribadi yang baik," ungkap Mensos. Selain memberikan santunan, Gus Ipul juga menekankan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana mengingat Indonesia merupakan negara yang rawan bencana.
Penyerahan santunan tersebut merupakan bentuk perhatian pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial kepada para ahli waris korban. Masing-masing ahli waris dari tujuh korban jiwa menerima santunan sebesar Rp15 juta. "Dari pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial, ada santunan untuk mereka yang meninggal," tambah Gus Ipul.
Santunan untuk Keluarga Korban Longsor
Penyerahan santunan tersebut dilakukan secara langsung kepada keluarga korban di Desa Kloposepuluh, Sidoarjo. Proses penyerahan santunan berlangsung khidmat dan diiringi doa bersama dalam acara tahlilan. Kehadiran Mensos di tengah-tengah duka cita keluarga korban menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap masyarakat yang tertimpa musibah.
Selain memberikan santunan, Mensos Gus Ipul juga berpesan kepada warga sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana. Beliau mengingatkan bahwa Indonesia berada di wilayah rawan bencana, sehingga kesiapsiagaan masyarakat sangat penting untuk meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan.
Mensos berharap dengan adanya kesadaran dan kewaspadaan yang tinggi, pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk melakukan pencegahan bencana yang lebih baik di masa mendatang. Hal ini penting untuk mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa dan kerugian material akibat bencana alam.
Korban Longsor Mojokerto
Longsor di jalur Pacet-Cangar, Mojokerto, telah menimbulkan duka mendalam bagi masyarakat. Sebanyak sepuluh orang meninggal dunia, tujuh di antaranya merupakan satu keluarga yang terdiri dari H. Wahyudi (71), Hj. Jainah (61), Saudah (70), Masjid Zatmi Setio (31), Rani Anggraeni (28), Syahrul Nugroho Rangga (6), dan Putri Qiana Ramadhani (2). Kehilangan ini tentu sangat menyayat hati keluarga dan masyarakat sekitar.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan kewaspadaan masyarakat. Pemerintah terus berupaya untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Selain santunan, pemerintah juga akan terus berupaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana di masa mendatang.
Semoga kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih waspada dan siap menghadapi potensi bencana alam yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Solidaritas dan kepedulian bersama sangat penting untuk membantu meringankan beban para korban dan keluarga yang ditinggalkan.
Dengan adanya santunan ini diharapkan dapat sedikit meringankan beban keluarga korban dan membantu mereka dalam menghadapi masa sulit ini. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk selalu waspada dan siaga terhadap bencana.