Mimika Masuk Periode Peralihan Menuju Puncak Musim Hujan: BMKG Ungkap Dampaknya
BMKG Mimika memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada Juni 2025, dengan dampak signifikan pada sektor pertanian, khususnya harga cabai dan tomat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Mimika, Papua Tengah, mengumumkan bahwa wilayah Mimika dan sekitarnya telah memasuki periode peralihan menuju puncak musim hujan. Puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada bulan Juni 2025. Informasi ini disampaikan oleh Prakirawan BMKG Soni Hartono di Timika pada Kamis, 3 April 2025. Kondisi cuaca saat ini ditandai dengan hujan sporadis dan suhu udara yang cenderung lebih panas, terutama di siang hari, meskipun hujan ringan masih sering terjadi.
Menurut Soni Hartono, "Dinamika arah angin turut mempengaruhi pola hujan di Mimika. Saat ini, arah angin barat bergerak ke arah timur, memicu pertumbuhan awan konvektif yang menyebabkan hujan disertai petir, terutama di sore hari." Kondisi ini menunjukkan adanya perubahan pola cuaca yang menuju puncak musim hujan.
Mimika dikenal sebagai daerah dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. "Wilayah Mimika selalu dalam musim hujan karena ambang batas curah hujan bulanan yang melebihi 150 milimeter," jelas Hartono. Namun, distribusi hujannya tidak merata. Hujan lebat seringkali terjadi dalam waktu singkat, terutama di pagi dan sore hari, sementara siang hari terasa lebih panas.
Dampak pada Sektor Pertanian
Kondisi cuaca yang tidak menentu ini berdampak signifikan pada sektor pertanian di Mimika. Tanaman yang membutuhkan banyak sinar matahari, seperti tomat dan cabai, terpengaruh oleh pola hujan yang sporadis dan intensitas hujan yang tinggi dalam waktu singkat. Hal ini menyebabkan fluktuasi harga cabai dan tomat di pasaran.
Prakirawan BMKG menambahkan, "Hujan lebat selalu turun dalam waktu singkat seperti pada pagi hari dan sore hari sementara siang hari terasa panas. Kondisi saat ini tentu berdampak pada sektor pertanian terutama pada tanaman yang membutuhkan sinar matahari seperti tomat dan cabai. Sehingga hal inilah yang juga mempengaruhi harga cabai dan tomat mengalami kenaikan dalam waktu tertentu."
Petani di Mimika perlu mengantisipasi kondisi ini dengan strategi pertanian yang tepat. Penggunaan teknologi pertanian yang tepat dan pemilihan varietas tanaman yang tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem dapat membantu meminimalisir kerugian. Pemerintah daerah juga perlu memberikan dukungan dan pendampingan kepada para petani untuk menghadapi tantangan perubahan iklim ini.
Antisipasi Musim Hujan di Mimika
BMKG Mimika mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor selama musim hujan. Pemantauan cuaca secara berkala melalui informasi dari BMKG sangat penting untuk mengurangi risiko kerugian. Masyarakat juga perlu mempersiapkan diri dengan langkah-langkah mitigasi bencana, seperti membersihkan saluran air dan menata lingkungan sekitar.
Meskipun Mimika dikenal dengan curah hujan yang tinggi, perubahan pola cuaca yang terjadi saat ini menuntut kesiapsiagaan dari berbagai pihak. Koordinasi antara BMKG, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kelancaran aktivitas masyarakat selama musim hujan.
Dengan memahami pola cuaca dan antisipasi yang tepat, dampak negatif dari musim hujan dapat diminimalisir. Ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Mimika dapat tetap terjaga meskipun menghadapi tantangan cuaca yang ekstrem.
Informasi lebih lanjut mengenai prakiraan cuaca di Mimika dapat diakses melalui website resmi BMKG atau melalui saluran komunikasi resmi BMKG Mimika.