Minimnya Fasilitas Olahraga Hambat Prestasi Atlet Disabilitas Sulsel
Atlet disabilitas di Sulawesi Selatan menghadapi kendala serius berupa minimnya fasilitas olahraga dan pelatih berlisensi, menghambat prestasi mereka di kancah nasional.

Makassar, 12 Mei 2024 - Atlet penyandang disabilitas di Sulawesi Selatan (Sulsel) menghadapi tantangan besar dalam upaya meningkatkan prestasi mereka. Kurangnya fasilitas olahraga dan pelatih yang memadai menjadi hambatan utama yang mereka hadapi. Kondisi ini diperparah dengan pandangan masyarakat yang masih seringkali kurang memberikan dukungan penuh terhadap para atlet difabel.
Ketua I National Paralympic Committee (NPC) Sulsel, Erlangga Wahyu Pratama, mengungkapkan keprihatinannya. "Atlet disabilitas Sulsel masih menghadapi berbagai kendala serius. Salah satu yang menjadi hambatan utama adalah kurangnya fasilitas latihan dan perlengkapan memadai bagi para atlet," ujarnya di Makassar, Senin. Minimnya perhatian pemerintah terhadap pengembangan olahraga paralimpiade turut memperburuk keadaan.
Dampaknya sangat terasa pada prestasi atlet. Para atlet seringkali harus berlatih dengan peralatan seadanya dan di tempat yang tidak layak. Hal ini jelas menghambat perkembangan potensi dan prestasi mereka di tingkat nasional maupun internasional. Kondisi ini menunjukkan kesenjangan yang signifikan dalam dukungan terhadap olahraga disabilitas di Sulsel.
Kendala yang Dihadapi Atlet Disabilitas Sulsel
Kurangnya fasilitas olahraga menjadi kendala utama bagi atlet disabilitas Sulsel. Kebutuhan dasar seperti kursi roda balap, prostetik atletik, dan lintasan khusus masih sangat sulit dipenuhi. Tanpa peralatan yang memadai, sulit bagi mereka untuk berlatih secara optimal dan meningkatkan kemampuan mereka.
Selain itu, keterbatasan pelatih berlisensi yang memahami karakteristik fisik dan psikologis atlet disabilitas juga menjadi masalah serius. Pembinaan yang kurang maksimal akibat kekurangan pelatih berpengalaman berdampak pada perkembangan performa atlet. Mereka membutuhkan bimbingan khusus yang mempertimbangkan kondisi fisik dan mental mereka.
Kondisi ini membuat Sulsel kesulitan bersaing dengan daerah lain dalam ajang paralimpiade tingkat nasional. Prestasi atlet menjadi terhambat karena minimnya dukungan infrastruktur dan sumber daya manusia yang berkualitas. Perlu adanya peningkatan kualitas pembinaan untuk memaksimalkan potensi atlet disabilitas.
Harapan NPC Sulsel
NPC Sulsel berharap pemerintah daerah dan institusi pendidikan olahraga dapat memberikan perhatian lebih serius terhadap kebutuhan peningkatan kapasitas pelatih paralimpiade. Peningkatan kualitas pelatih sangat penting untuk meningkatkan performa atlet. Pelatihan yang tepat akan meningkatkan kemampuan atlet dan meningkatkan peluang meraih prestasi.
Selain itu, NPC Sulsel juga berharap adanya anggaran khusus dari pemerintah daerah untuk pengadaan fasilitas olahraga yang sesuai dengan standar paralimpiade. Fasilitas yang memadai akan memberikan kesempatan yang setara bagi atlet disabilitas untuk berlatih dan berkompetisi. Hal ini merupakan bentuk keadilan dan kesetaraan dalam dunia olahraga.
Lebih lanjut, Erlangga menekankan pentingnya perubahan pola pikir masyarakat terhadap atlet disabilitas. "Pentingnya perubahan pola pikir (mindset) masyarakat terhadap atlet disabilitas yang kerap hanya diposisikan sebagai objek amal dan bantuan," tegasnya. Prestasi atlet disabilitas harus diakui sebagai bukti kemampuan dan dedikasi, bukan sekadar belas kasihan.
Dengan dukungan fasilitas yang memadai, pelatih yang berkualitas, dan perubahan pola pikir masyarakat, atlet disabilitas Sulsel berpotensi untuk meraih prestasi yang lebih gemilang di kancah nasional maupun internasional. Dukungan semua pihak sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut.