Misteri Gerai Tutup Pasca-Peluncuran Nasional: Pemkab Bantul Evaluasi Kopdes Merah Putih
Pemerintah Kabupaten Bantul segera mengevaluasi operasional Kopdes Merah Putih yang gerainya sering tutup pasca-peluncuran nasional. Ada apa di balik kendala ini?

Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Langkah ini diambil menyusul laporan seringnya gerai unit usaha koperasi tersebut tutup pasca-peluncuran kelembagaan secara nasional. Peluncuran Kopdes Merah Putih sendiri telah dilaksanakan oleh Presiden Prabowo Subianto pada tanggal 21 Juli 2025.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul, Agus Budiraharja, menyatakan bahwa meskipun Kopdes Merah Putih telah diluncurkan secara nasional, yang diluncurkan adalah kelembagaannya. Beberapa kopdes percontohan memang sudah beroperasi, namun diakui masih belum sempurna dalam pengelolaannya. Informasi mengenai gerai yang belum buka nonstop menjadi perhatian utama pemerintah daerah.
Koordinasi intensif dengan instansi terkait akan segera dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini. Evaluasi ini diharapkan menjadi bagian dari perbaikan berkelanjutan bagi operasional Kopdes Merah Putih di Bantul. Tujuannya adalah memastikan kelancaran pasokan dan layanan kepada masyarakat.
Penyebab Gerai Kopdes Merah Putih Sering Tutup
Mock-up atau percontohan Kopdes Merah Putih menjadi bahan pembelajaran penting bagi pemerintah daerah dalam mengelola koperasi. Contohnya, di Bangunharjo, unit usaha meliputi penyaluran elpiji, bahan makanan pokok seperti beras, serta gerai pupuk. Pemerintah perlu mengkoordinasikan apakah pasokan dari agen sudah lancar setelah peluncuran.
Ketua Kopdes Merah Putih Bangunharjo, Yeri Widarnanto, menjelaskan bahwa sering tutupnya gerai di koperasinya berkaitan dengan modal pinjaman yang belum cair. Untuk gerai sembako, banyak barang yang belum tersedia, bahkan produk dari Bulog sempat ditarik kembali karena perhitungan stok. Saat ini, gerai sembako hanya menyediakan beras, minyak, dan gula.
Sementara itu, gerai elpiji bersubsidi tiga kilogram masih tetap buka karena pasokan datang setiap seminggu sekali. Gerai pupuk bersubsidi juga beroperasi dengan modal sementara dari para pengurus. Namun, gerai simpan pinjam, apotek, dan klinik masih tutup karena belum mengantongi izin yang diperlukan, sehingga dikhawatirkan menyalahi aturan usaha.
Langkah Evaluasi dan Harapan Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah menegaskan bahwa Kopdes Merah Putih masih dalam tahap uji coba, sehingga tidak perlu pesimistis. Tahap uji coba ini krusial untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang ada. Selain itu, potensi-potensi lain yang dapat didongkrak untuk perbaikan dan kelancaran operasional juga akan diidentifikasi.
Semua pihak membutuhkan sinergi dan koordinasi, termasuk komitmen untuk mencari dan mengidentifikasi hambatan yang muncul. Penting pula untuk mendorong potensi-potensi lain secara bersama-sama. Hal ini akan memperkuat keberlanjutan Kopdes Merah Putih.
Evaluasi juga akan mencakup informasi harian atau jadwal buka gerai yang sesuai dengan distribusi produk. Pemerintah perlu meninjau apakah sentralisasi produk seperti elpiji di satu titik sudah efektif, mengingat kebutuhan masyarakat yang beragam dan banyak. Proses ini adalah upaya awal yang memerlukan perbaikan berkelanjutan.