Momen Langka Upacara Kemerdekaan Istana Merdeka: SBY dan Jokowi Bersama, Megawati Berhalangan Hadir
Upacara Kemerdekaan Istana Merdeka tahun ini menjadi sorotan dengan kehadiran Presiden SBY dan Jokowi, sementara Megawati berhalangan. Simak detail momen penting ini.

Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka tahun ini menjadi sorotan utama. Momen bersejarah ini ditandai dengan kehadiran dua mantan kepala negara, Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Ke-7 Joko Widodo. Namun, Presiden Ke-5 Megawati Soekarnoputri berhalangan hadir, menambah dinamika pada perayaan penting ini.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, selaku Ketua Panitia Peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI, mengonfirmasi kehadiran para tokoh tersebut. Beliau menjelaskan bahwa kehadiran SBY dan Jokowi telah terkonfirmasi, sementara ketidakhadiran Megawati disebabkan agenda rutin di DPP PDIP.
Sebanyak 8.000 peserta upacara, sebagian besar masyarakat umum, memadati pelataran Istana Merdeka sejak pagi. Antusiasme publik terlihat jelas menyambut prosesi kirab Bendera Pusaka dan Teks Proklamasi menuju lokasi upacara. Upacara puncak dijadwalkan berlangsung tepat pukul 10.00 WIB, dengan Presiden Prabowo Subianto sebagai inspektur upacara.
Kehadiran Tokoh Bangsa dan Alasan Ketidakhadiran
Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Ke-7 Joko Widodo terpantau hadir dalam prosesi Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta. Kehadiran dua mantan pemimpin ini menjadi perhatian publik dalam perayaan HUT Ke-80 RI.
Mensesneg Prasetyo Hadi, yang juga Ketua Panitia Peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, secara langsung mengonfirmasi kehadiran SBY dan Joko Widodo. Konfirmasi ini disampaikan sebelum prosesi upacara dimulai, memastikan partisipasi kedua tokoh penting tersebut.
Berbeda dengan SBY dan Jokowi, Presiden Ke-5 Megawati Soekarnoputri tidak dapat hadir dalam Upacara Kemerdekaan di Istana Merdeka. Mensesneg Prasetyo Hadi menjelaskan bahwa Megawati memiliki agenda rutin tahunan yang mengharuskannya memimpin upacara khusus di kantor pusat PDIP pada tanggal 17 Agustus.
Makna Pakaian Adat dan Filosofi di Balik Peringatan
Dalam momen penting HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Mensesneg Prasetyo Hadi tampil mengenakan pakaian adat khas Sumatera Barat. Pakaian ini lengkap dengan penutup kepala tradisional, menarik perhatian banyak pihak.
Prasetyo Hadi menjelaskan alasan di balik pilihannya mengenakan pakaian adat asal Sumatera Barat. Beliau menyatakan bahwa ini adalah bentuk penghormatan kepada Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Mohammad Hatta, yang berasal dari Sumatera Barat.
Selain sebagai penghormatan, Prasetyo Hadi juga menyampaikan filosofi mendalam di balik pemilihan pakaian adat tersebut. Beliau mengaitkannya dengan filosofi Jawa, di mana 'Padang' berarti terang. Hal ini merupakan doa dan harapan agar Indonesia senantiasa terang benderang dan maju.
Prosesi Kirab dan Antusiasme Ribuan Peserta
Rangkaian prosesi Upacara Kemerdekaan dimulai sekitar pukul 08.00 WIB dengan kirab Bendera Pusaka Merah Putih dan Teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Kedua pusaka bangsa ini dibawa dari Monumen Nasional menuju Istana Merdeka menggunakan kereta kencana yang megah.
Dua anggota purna Paskibraka Nasional Tahun 2024 mendapat kehormatan untuk membawa Bendera Pusaka dan Teks Proklamasi. Kirab ini dikawal ketat oleh pasukan bermotor Paspampres, pasukan berkuda, serta pasukan berkostum kerajaan-kerajaan Nusantara, menambah semarak suasana.
Setibanya di Istana Merdeka, kedatangan kereta kencana disambut meriah oleh seluruh peserta upacara. Mereka berdiri sambil mengibar-ngibarkan bendera Merah Putih, menunjukkan antusiasme yang luar biasa. Sekitar 8.000 peserta upacara, yang sebagian besar merupakan masyarakat umum, telah memenuhi sisi kanan dan kiri pelataran Istana Merdeka, siap mengikuti seluruh rangkaian Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.