MUI Tegaskan Solidaritas Kemanusiaan Gaza: Lebih dari 61.700 Jiwa Melayang Akibat Kekejaman Israel
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan solidaritas kemanusiaan Gaza, menegaskan bahwa upaya penyelamatan di sana adalah demi seluruh umat manusia, di tengah kekejaman Israel yang telah menewaskan puluhan ribu jiwa.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan bahwa upaya menyelamatkan masyarakat di Gaza, Palestina, merupakan sebuah misi kemanusiaan universal. Langkah ini bukan semata-mata untuk kelompok tertentu, melainkan demi masa depan seluruh umat manusia. Pernyataan ini disampaikan di tengah eskalasi konflik yang terus menimbulkan korban jiwa dan kehancuran.
Wakil Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI, Oke Setiadi, menyampaikan pandangan ini dalam acara "Diskusi dan Konferensi Pers Solidaritas Media untuk Gaza" di Jakarta. Acara tersebut menjadi wadah untuk menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap kondisi di Gaza. Oke Setiadi menekankan pentingnya saling menghormati antarumat manusia.
Menurut Oke Setiadi, tujuan utama dari solidaritas ini adalah untuk memastikan masa depan kemanusiaan yang saling menghormati dan beradab. Ia menyoroti berbagai bentuk kekejaman yang dilakukan Israel, yang secara sistematis telah menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan di wilayah Gaza. Situasi ini memerlukan perhatian serius dari seluruh elemen masyarakat global.
Kekejaman Israel dan Hilangnya Nilai Kemanusiaan
Oke Setiadi secara tegas menyoroti berbagai tindakan kekejaman yang dilakukan oleh Israel di Gaza. Ia menyatakan bahwa tindakan-tindakan tersebut telah secara nyata menghancurkan sendi-sendi kemanusiaan. Contoh paling nyata adalah terbunuhnya lima jurnalis baru-baru ini akibat pengeboman tenda jurnalis di sekitar Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza Utara. Insiden ini menjadi bukti nyata hilangnya nilai-nilai kemanusiaan.
Padahal, selama berpuluh-puluh tahun, bahkan lebih dari satu abad, telah banyak kajian dan tulisan ilmiah yang bertujuan memuliakan harkat dan martabat manusia. Namun, realitas kehancuran kemanusiaan yang terjadi di Gaza saat ini seolah mengabaikan semua upaya tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai nilai-nilai yang dipegang oleh pihak-pihak yang melakukan kekejaman.
Petinggi MUI itu juga menegaskan bahwa kecaman terhadap pendudukan dan agresi Israel di Gaza tidak hanya berasal dari umat Islam. Kecaman tersebut meluas secara global, mengingat Israel juga menargetkan fasilitas ibadah seperti gereja. Ini menunjukkan bahwa isu kemanusiaan di Gaza adalah masalah universal yang melampaui batas agama dan keyakinan.
Seruan Global untuk Kemanusiaan
Oke Setiadi menilai bahwa individu atau kelompok yang tidak dapat menghormati nilai-nilai kemanusiaan perlu merenung dan mengevaluasi sumber nilai kehidupan mereka. Ia menekankan bahwa sesama manusia, dengan beragam bahasa, budaya, dan peradaban, seharusnya dapat saling mencintai dan menghargai. Namun, tindakan perusakan nilai-nilai kemanusiaan menunjukkan adanya kesalahan fundamental.
MUI menyerukan agar semua pihak bersama-sama memperbaiki situasi ini. Solidaritas kemanusiaan Gaza menjadi krusial untuk mengembalikan harkat dan martabat manusia yang terenggut. Ini adalah panggilan bagi seluruh dunia untuk bersatu melawan penindasan dan kekejaman yang terjadi di wilayah tersebut.
Seruan ini juga mencerminkan pandangan bahwa konflik di Gaza bukan hanya isu politik atau agama, melainkan krisis kemanusiaan yang mendalam. Keterlibatan berbagai pihak, termasuk media, sangat penting untuk menyuarakan kebenaran dan mendorong tindakan nyata. Upaya kolektif diperlukan untuk menghentikan penderitaan dan membangun kembali nilai-nilai universal.
Dampak Konflik dan Data Korban
Sejak eskalasi serangan mematikan Israel di Gaza pada Oktober 2023, jumlah korban jiwa terus bertambah. Data menunjukkan bahwa sebanyak 304 jurnalis telah kehilangan nyawa mereka dalam konflik ini. Mereka tewas saat menjalankan tugas mulia untuk melaporkan kebenaran kepada dunia, menjadi bukti nyata betapa berbahayanya situasi di sana.
Secara total, lebih dari 61.700 orang telah tewas akibat agresi Israel. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak, yang merupakan kelompok paling rentan dalam setiap konflik. Angka ini mencerminkan skala tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza. Setiap angka adalah sebuah nyawa yang hilang, sebuah keluarga yang hancur.
Situasi ini membutuhkan respons kemanusiaan yang cepat dan efektif dari komunitas internasional. Perlindungan terhadap warga sipil, jurnalis, dan fasilitas umum harus menjadi prioritas utama. Menghentikan kekerasan dan mencari solusi damai adalah satu-satunya jalan untuk mengakhiri penderitaan yang tak berkesudahan di Gaza.