Pakar Sarankan Fokus Modernisasi Alutsista dalam Peningkatan Anggaran Pertahanan
Pakar keamanan Ian Montratama mengusulkan agar kenaikan anggaran pertahanan Indonesia diprioritaskan untuk modernisasi alutsista, bukan hanya peningkatan jumlah personel TNI, karena perang modern membutuhkan teknologi canggih.
Jakarta, 22 Januari 2024 - Pakar keamanan dan pertahanan dari Universitas Pertamina, Ian Montratama, menyarankan agar pemerintah memfokuskan peningkatan anggaran pertahanan pada modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista). Hal ini disampaikannya menanggapi proyeksi kenaikan anggaran pertahanan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Montratama menekankan pentingnya transformasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi kekuatan yang lebih ramping, namun efektif dan didukung oleh teknologi modern. Menurutnya, "Perang masa depan akan lebih banyak didominasi teknologi tinggi yang mahal. Sudah seharusnya dilakukan transformasi TNI agar ramping, namun didukung alutsista modern."
Ia juga menyoroti alokasi anggaran sebesar 60 persen untuk kebutuhan personel TNI yang menurutnya perlu dikaji ulang. "Postur SDM kita di TNI terlalu gemuk. Perlu dirampingkan agar anggaran pertahanan bisa lebih banyak untuk modernisasi alutsista," jelasnya.
Namun, Montratama menambahkan bahwa pengembangan Komponen Cadangan (Komcad) sebagai force multiplier tetap penting. Komcad bisa dimanfaatkan TNI untuk meningkatkan kekuatan tanpa menambah beban personil tetap.
Terkait proyeksi peningkatan anggaran pertahanan dari 0,8 persen menjadi 1,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) secara bertahap, Montratama menilai angka tersebut masih kurang. Ia menunjuk data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) 2024 yang menunjukkan rata-rata anggaran pertahanan negara mencapai 2,3 persen dari PDB. "Jadi, Indonesia terlalu sedikit," tegasnya.
Ia berpendapat bahwa sebagai negara non-blok, Indonesia perlu memiliki militer yang kuat, yang tercermin dari anggaran pertahanan yang lebih besar. Hal ini penting untuk menjaga kedaulatan dan keamanan nasional di tengah dinamika geopolitik global.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin dan jajarannya memproyeksikan peningkatan anggaran pertahanan dalam Rapat Pimpinan Kemhan di Jakarta pada 16 Januari 2024. Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang, Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kemhan RI, menyatakan bahwa peningkatan anggaran hingga 1,5 persen dari PDB sudah ideal untuk kebutuhan pertahanan.