Pamekasan Sukses Kembangkan Biogas dari Limbah Sapi, Wujudkan Kemandirian Energi!
Pemkab Pamekasan berkolaborasi dengan UTM dan PT BKN sukses mengembangkan energi biogas dari limbah kotoran sapi, meningkatkan perekonomian dan kemandirian energi masyarakat.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur, berhasil mengembangkan energi biogas dari limbah kotoran sapi. Inovasi ini merupakan bagian dari program pendidikan pengelolaan sistem pertanian terpadu untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Program yang digagas pada Minggu, 04 Mei 2024 ini melibatkan kerjasama antara Pemkab Pamekasan, Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dan PT Biru Karbon Nusantara (BKN). Inisiatif ini menjawab pertanyaan bagaimana memanfaatkan limbah pertanian untuk meningkatkan pendapatan dan kemandirian energi di Pamekasan.
Saat ini, sudah terpasang 10 perangkat sistem biogas di berbagai desa di Pamekasan. Sistem biogas yang terpasang bervariasi, mulai dari kapasitas 6 hingga 40, disesuaikan dengan jumlah populasi sapi di setiap desa. Desa-desa tersebut antara lain Tampojung Guwa, Pangereman, Tampojung Pregi, Rek Kerrek, Seddur, Kadura Barat, Klompang Barat, Klompang Timur, Potoan Laok, dan Klampar. Keberhasilan ini menunjukkan bagaimana kerjasama antar lembaga dapat menghasilkan solusi inovatif untuk permasalahan di tingkat lokal.
Biogas yang dihasilkan telah dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Ke depan, Pemkab Pamekasan berharap pemanfaatan biogas dapat meluas ke seluruh peternak sapi di wilayah tersebut. Program ini tidak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi dari beternak sapi, tetapi juga mendorong pengelolaan limbah ternak secara berkelanjutan, mengubah limbah menjadi sumber energi alternatif. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mendorong pemanfaatan energi terbarukan.
Inovasi Biogas: Solusi Ramah Lingkungan dan Berdaya Guna
Pengembangan biogas dari limbah kotoran sapi merupakan proyek riset strategis UTM yang fokus pada pemanfaatan limbah ternak. Hal ini selaras dengan program prioritas pemerintah dalam hal ketahanan pangan dan energi. Rektor UTM, Safi’i, menekankan pentingnya pengelolaan limbah ternak yang baik untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan kemandirian energi serta kesejahteraan peternak. "Kalau masyarakat bisa mengelola limbah ternak dengan baik dan menjadikannya energi, maka kita tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga meningkatkan kemandirian energi dan kesejahteraan peternak," katanya.
Pemkab Pamekasan menargetkan setiap desa memiliki instalasi biogas untuk mengolah limbah kotoran ternak menjadi energi terbarukan berupa gas metana. Gas metana ini dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga dan usaha mikro, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Inovasi ini menunjukkan komitmen Pemkab Pamekasan dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan lingkungan.
Selain memanfaatkan limbah kotoran sapi, Pemkab Pamekasan juga telah mengembangkan pemanfaatan limbah pabrik tahu menjadi biogas. Saat ini, program pemanfaatan limbah pabrik tahu menjadi biogas masih terpusat di Desa Bicorong, Kecamatan Pakong. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar dari pemanfaatan limbah organik sebagai sumber energi terbarukan.
Manfaat Biogas bagi Perekonomian dan Lingkungan
Program pengembangan biogas ini memberikan dampak positif yang signifikan, baik secara ekonomi maupun lingkungan. Secara ekonomi, biogas memberikan sumber energi alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar konvensional. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga dan meningkatkan pendapatan peternak melalui penjualan surplus biogas.
Dari sisi lingkungan, pemanfaatan biogas mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah kotoran sapi. Pengolahan limbah kotoran sapi menjadi biogas juga mengurangi emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Inovasi ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia untuk mengembangkan energi terbarukan dari limbah organik. Pengembangan energi terbarukan sangat penting untuk mencapai target pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan energi nasional.
Dengan adanya program ini, diharapkan peternak di Pamekasan tidak hanya memperoleh keuntungan ekonomi dari hasil ternaknya, tetapi juga mampu mengelola limbah ternaknya secara berkelanjutan dan menghasilkan energi terbarukan. Hal ini akan meningkatkan kemandirian energi dan kesejahteraan masyarakat Pamekasan.