Panglima TNI Larang Jajarannya Campur Tangan Rekrutmen TNI
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto meminta jajarannya tak ikut campur dalam rekrutmen TNI agar proses seleksi berjalan transparan dan menghasilkan prajurit berkualitas.

Jakarta, 31 Januari 2024 - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto tegas melarang seluruh jajarannya untuk ikut campur tangan dalam proses rekrutmen anggota TNI. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Jenderal Agus dalam rapat pimpinan TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat lalu. Larangan ini khususnya ditujukan kepada mereka yang berupaya memasukkan anak sendiri ke dalam institusi TNI.
Menurut Panglima, setiap calon anggota TNI, baik dari jalur Tamtama, Bintara, maupun Akademi, harus melewati proses seleksi dengan persiapan matang. Ia menekankan pentingnya menjunjung tinggi transparansi dan profesionalisme dalam setiap tahap rekrutmen. Intervensi dari pihak manapun, termasuk orang tua calon anggota, dinilai akan merugikan sistem dan calon anggota TNI itu sendiri.
Jenderal Agus menjelaskan, "Kita biarkan saja anak kita itu berjalan sesuai dengan kriterianya. Jangan kita orang tua ikut cawe-cawe," ungkapnya. Beliau khawatir campur tangan tersebut justru akan menghambat karier prajurit di masa depan. "Nanti dia tidak akan jadi apa-apa pak. Kalau mau dijadikan taruna saja bisa. Oh jadi letnan, kita semua senang tuh anak kita letnan tapi feelnya tidak ada," tambah Jenderal Agus.
Lebih lanjut, Panglima TNI juga meminta para perwira untuk tidak memaksakan anak mereka masuk ke satuan yang sama dengan mereka. Penempatan, tegasnya, harus berdasarkan hasil tes psikologi. Hal ini bertujuan agar setiap calon prajurit dapat ditempatkan pada satuan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. "Tidak ada anak yang (orang tuanya) Angkatan Darat, ia masuk ke Angkatan Darat, sekarang tidak ada. Bahkan ada (orang tuanya) polisi, anaknya masuk Angkatan Darat, orang tua Angkatan Darat anaknya masuk Angkatan Udara ya sesuaikan dengan psikologinya," jelas Jenderal Agus.
Dengan sistem rekrutmen yang transparan dan berdasarkan prosedur, Jenderal Agus optimis TNI akan mendapatkan prajurit dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) terbaik. Proses seleksi yang bersih dan adil menjadi kunci untuk mencetak generasi penerus TNI yang profesional dan berdedikasi tinggi.
Sistem rekrutmen yang adil dan transparan menjadi fokus utama Panglima TNI. Dengan demikian, diharapkan tercipta lingkungan yang kompetitif dan berintegritas dalam perekrutan anggota TNI.
Dengan ditekankannya larangan 'cawe-cawe' ini, diharapkan rekrutmen TNI akan lebih objektif dan menghasilkan prajurit terbaik. Proses seleksi yang ketat dan transparan akan menjamin kualitas sumber daya manusia di tubuh TNI.