Paus Sperma 11 Meter Ditemukan Mati Terdampar di NTT, Tim BKKPN Lakukan Penanganan
Seekor paus sperma sepanjang 11 meter ditemukan mati terdampar di Pantai Amtasi, NTT; tim BKKPN Kupang melakukan penanganan dengan membakar bangkai paus karena kendala medan.

Sebuah penemuan mengejutkan terjadi di perairan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT). Seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) dengan panjang 11 meter dan lebar 2,5 meter ditemukan mati terdampar di Pantai Amtasi, Desa Nonatbatan, Kecamatan Biboki Anleu. Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh nelayan Atapupu pada Sabtu, 5 April 2025, di perairan Tanjung Selowae, Desa Motadik, sebelum akhirnya bangkai paus tersebut terbawa arus dan terdampar di Pantai Amtasi pada Selasa, 8 April 2025 pukul 15.00 WITA. Laporan tersebut diterima oleh Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang pada Rabu, 9 April 2025, yang kemudian langsung menerjunkan tim respon cepat ke lokasi.
Kepala BKKPN Kupang, Imam Fauzi, membenarkan kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa timnya telah melakukan identifikasi dan penanganan bangkai paus bersama pemerintah desa dan masyarakat setempat. Kondisi bangkai paus yang sudah mengalami pembusukan tingkat lanjut (kode 4) menyulitkan penentuan jenis kelamin. Lokasi penemuan tercatat pada koordinat -9.03376, 124.76463. Proses penanganan bangkai paus menghadapi sejumlah kendala, terutama akses jalan yang sempit dan berlumpur menuju lokasi terdampar yang cukup sulit dijangkau.
Kendala medan yang berat dan ukuran paus yang besar membuat rencana awal penguburan bangkai paus terpaksa dibatalkan. Setelah bermusyawarah dengan masyarakat setempat, diputuskan untuk membakar bangkai paus tersebut. Proses pembakaran menggunakan kayu kering di sekitar lokasi berlangsung selama kurang lebih empat jam hingga sebagian besar tubuh paus habis terbakar. Sebelum dimusnahkan, tim BKKPN telah mengambil sampel jaringan untuk analisis lebih lanjut, termasuk uji DNA.
Penanganan Bangkai Paus dan Upaya Konservasi
Tim BKKPN Kupang tidak hanya fokus pada pemusnahan bangkai paus, tetapi juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar mengenai pentingnya perlindungan mamalia laut yang dilindungi dan prosedur penanganan yang tepat jika menemukan kasus serupa di masa mendatang. Hal ini penting mengingat wilayah perairan di sekitar Pulau Timor merupakan habitat penting bagi berbagai jenis mamalia laut, termasuk paus sperma, yang juga merupakan jalur migrasi mereka.
Imam Fauzi menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat pesisir dalam upaya perlindungan dan respons cepat terhadap kejadian serupa. "Wilayah ini merupakan jalur migrasi dan habitat bagi spesies-spesies mamalia laut yang dilindungi, seperti paus sperma," ujarnya. Partisipasi masyarakat sangat krusial untuk keberhasilan upaya konservasi mamalia laut di wilayah tersebut.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga turut mengimbau masyarakat pesisir untuk segera melaporkan kejadian mamalia laut terdampar kepada instansi terkait agar penanganan dapat dilakukan secara cepat dan tepat sesuai prosedur konservasi yang berlaku. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem laut dan melindungi satwa laut yang dilindungi.
Kendala Teknis dan Solusi Alternatif
Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan bangkai paus ini adalah akses jalan yang sulit menuju lokasi penemuan. Kondisi jalan yang sempit dan berlumpur menghambat penggunaan alat berat untuk penguburan. Oleh karena itu, tim BKKPN Kupang memutuskan untuk mengubah strategi penanganan dari penguburan menjadi pembakaran, setelah berdiskusi dan mencapai kesepakatan dengan masyarakat setempat. Metode ini dipilih sebagai solusi alternatif yang lebih efektif dan efisien mengingat kondisi geografis lokasi.
Proses pembakaran, meskipun membutuhkan waktu sekitar empat jam, dianggap sebagai cara yang paling praktis dalam situasi tersebut. Keputusan ini menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi tim BKKPN Kupang dalam menghadapi kendala di lapangan demi mencapai tujuan utama, yaitu penanganan bangkai paus dengan cara yang tepat dan aman.
Pengambilan sampel jaringan sebelum pembakaran juga merupakan langkah penting untuk penelitian lebih lanjut. Data yang diperoleh dari analisis sampel jaringan, termasuk uji DNA, akan memberikan informasi berharga tentang spesies paus, kesehatan, dan penyebab kematian. Informasi ini akan sangat berguna untuk upaya konservasi paus sperma di masa mendatang.
Pentingnya Kesadaran Masyarakat
Kejadian terdamparnya paus sperma ini juga menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat akan perlindungan mamalia laut. Sosialisasi yang dilakukan oleh tim KKP dan BKKPN Kupang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang prosedur pelaporan dan penanganan yang tepat jika menemukan kasus serupa. Keterlibatan aktif masyarakat sangat krusial dalam upaya konservasi dan perlindungan satwa laut yang dilindungi.
Dengan adanya kerja sama yang baik antara pemerintah, instansi terkait, dan masyarakat setempat, diharapkan kejadian serupa dapat ditangani dengan lebih efektif dan efisien di masa mendatang. Penting untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem laut dan melindungi satwa laut yang dilindungi.