Pembatasan Medsos Cegah 'Brain Rot'? Forum Genre Usul Batasi Akses Anak di Bawah 10 Tahun
Forum Genre Indonesia mengusulkan pembatasan akses media sosial untuk anak di bawah 10 tahun guna mencegah brain rot, kebiasaan scroll tanpa tujuan yang merusak pikiran, dan mendorong literasi melalui membaca buku.
Ketua Umum Forum Genre Indonesia, I Putu Arya Aditia Utama, menyoroti dampak negatif media sosial terhadap anak muda, khususnya fenomena 'brain rot' atau kebiasaan menghabiskan waktu berjam-jam untuk scroll media sosial tanpa tujuan. Ia mengungkapkan kekhawatiran akan informasi eksternal yang melimpah dan cepat yang dapat menyebabkan brain rot, bahkan pada orang dewasa. Oleh karena itu, Forum Genre mendorong peningkatan literasi melalui membaca buku sebagai alternatif.
Forum Genre merekomendasikan larangan penggunaan ponsel bagi anak di bawah 10 tahun tanpa pengawasan ketat orang tua. Menurut Arya, anak-anak seusia itu belum mampu mengontrol diri, sehingga akses bebas ke media sosial dinilai berisiko. Pendapat ini sejalan dengan kajian Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait pembatasan media sosial.
Arya menekankan keseriusan masalah brain rot, menyebutnya sebagai hal destruktif yang mengancam generasi muda. Ia menyetujui rencana pembatasan akses media sosial, yang menurutnya, baru boleh diberikan ketika anak-anak sudah beranjak remaja dan mampu mengontrol diri. Forum Genre aktif mengkampanyekan gemar membaca sebagai solusi untuk mengurangi dampak buruk dari penggunaan media sosial secara berlebihan.
Dukungan terhadap pembatasan akses media sosial juga datang dari pemerintah. Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Kominfo Meutya Hafid telah berdiskusi mengenai strategi melindungi anak-anak di ruang digital. Meutya mengindikasikan kemungkinan penerbitan peraturan pemerintah sementara, sambil terus mengkaji regulasi yang lebih komprehensif.
Istilah 'brain rot' sendiri mengacu pada dampak buruk dari konsumsi konten online berkualitas rendah secara berlebihan. Popularitas istilah ini meningkat drastis, naik 230 persen dari tahun 2023 hingga 2024. Psikolog dan Profesor Universitas Oxford, Andrew Przybylski, menyebut fenomena ini sebagai 'gejala zaman yang sedang kita jalani'.
Secara keseluruhan, perdebatan seputar pembatasan akses media sosial untuk anak-anak semakin intensif. Forum Genre dan pemerintah memiliki pandangan yang serupa, menekankan pentingnya literasi dan pengawasan orang tua dalam melindungi generasi muda dari dampak negatif media sosial. Langkah-langkah yang lebih konkret masih dalam proses kajian dan perumusan.
Upaya untuk mengatasi brain rot tidak hanya bergantung pada pembatasan akses, tetapi juga peningkatan literasi dan pengawasan orang tua. Kombinasi strategi tersebut diharapkan dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan produktif bagi anak-anak Indonesia.