Pemda Maluku Dukung Penuh Jalan Salib Hidup Oikumene: Ikon Wisata Rohani Ambon
Pemerintah Daerah Maluku memberikan dukungan penuh pada pertunjukan wisata Jalan Salib Hidup Oikumene di Ambon, sebagai ikon wisata rohani dan simbol toleransi antarumat beragama.

Pemerintah Daerah (Pemda) Maluku secara resmi memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan pertunjukan wisata Jalan Salib Hidup Oikumene di Ambon. Kegiatan yang digagas oleh Dewan Pastoral Paroki Santa Maria Bintang Laut Ambon ini akan menampilkan dramatisasi kisah sengsara Yesus Kristus, mulai dari perjamuan terakhir hingga penyaliban. Pertunjukan ini direncanakan akan digelar mengelilingi pusat Kota Ambon pada 19 April 2025, dan diharapkan dapat menarik perhatian wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menyatakan bahwa Jalan Salib Hidup Oikumene telah menjadi ikon wisata rohani resmi Provinsi Maluku. Meskipun Pemprov Maluku tengah menghadapi keterbatasan dana, komitmen untuk mendukung acara ini tetap teguh. Gubernur menekankan pentingnya merawat agenda keagamaan ini untuk memperkuat toleransi antarumat beragama di Maluku. "Kegiatan jalan salib hidup oikumene menjadi ikon wisata rohani yang telah menjadi agenda resmi Pemerintah Provinsi Maluku," kata Gubernur Lewerissa di Ambon, Jumat.
Jalan Salib Hidup Oikumene bukan hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga memiliki makna mendalam bagi umat Kristiani. Peristiwa sengsara Yesus Kristus mengajarkan tentang pengampunan dosa dan kesetiaan kepada Allah. Pertunjukan ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi dan refleksi bagi para penonton, sekaligus mempromosikan nilai-nilai keagamaan dan toleransi.
Jalan Salib Hidup Oikumene: Persiapan Matang, Peserta Antusias
Sutradara Jalan Salib Hidup Oikumene (JSHO), Markus Ukam Ohoirat, mengungkapkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat untuk berpartisipasi dalam pertunjukan ini. Lebih dari 200 orang mendaftar dari berbagai daerah, termasuk Poka, Waiheru, Paso, dan sekitarnya. Setelah proses seleksi, sebanyak 156 peserta terpilih, terdiri dari 110 laki-laki dan 46 perempuan. Mereka berasal dari berbagai kelompok, seperti Orang Muda Katolik (OMK), AMGPM, dan gereja-gereja di sekitar Ambon.
Proses persiapan pertunjukan telah mencapai 90 persen. Saat ini, tim produksi tengah fokus pada proses perekaman suara studio. Markus Ukam Ohoirat berharap pertunjukan ini dapat berjalan lancar dan sukses, serta mampu menjadi simbol kemajemukan umat beragama di Maluku.
Bantuan dari pemerintah daerah akan disalurkan melalui pihak Kesra Setda Provinsi Maluku. "Pemerintah daerah, secara pribadi, akan membantu panitia jalan salib hidup Oikumene," ujar Gubernur Lewerissa. Dukungan ini menunjukkan komitmen Pemda Maluku untuk menjadikan Jalan Salib Hidup Oikumene sebagai salah satu daya tarik wisata unggulan di Ambon.
Dengan melibatkan ratusan peserta dari berbagai latar belakang, Jalan Salib Hidup Oikumene tidak hanya menjadi pertunjukan keagamaan, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat. Pertunjukan ini diharapkan dapat menjadi simbol kemajemukan dan toleransi antarumat beragama di Maluku.
Makna dan Harapan Jalan Salib Hidup Oikumene
Jalan Salib Hidup Oikumene diharapkan mampu memperkenalkan keindahan Kota Ambon dan Provinsi Maluku kepada dunia internasional. Pertunjukan ini memiliki potensi besar untuk menarik minat wisatawan yang tertarik dengan wisata rohani dan budaya. Dengan persiapan yang matang dan dukungan penuh dari Pemda Maluku, pertunjukan ini diyakini akan menjadi sukses dan memberikan dampak positif bagi pariwisata dan kerukunan umat beragama di Maluku.
Selain itu, pertunjukan ini juga diharapkan dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat luas tentang makna Jalan Salib bagi umat Kristiani. Kisah sengsara Yesus Kristus, yang akan diperagakan secara dramatis, dapat menjadi refleksi dan inspirasi bagi penonton untuk lebih memahami nilai-nilai keagamaan dan spiritualitas.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan antusiasme masyarakat, Jalan Salib Hidup Oikumene di Ambon siap menjadi pertunjukan yang spektakuler dan bermakna. Pertunjukan ini tidak hanya akan menghibur, tetapi juga akan memperkuat persatuan dan toleransi antarumat beragama di Maluku, sekaligus mempromosikan potensi wisata rohani di daerah tersebut.
Secara keseluruhan, Jalan Salib Hidup Oikumene merupakan sebuah inisiatif yang positif dan patut diapresiasi. Pertunjukan ini tidak hanya menjadi atraksi wisata, tetapi juga sebagai simbol toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Maluku. Semoga pertunjukan ini dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannya.