Pemerintah Lanjutkan Perjuangan Bung Hatta: Kembangkan Koperasi untuk Ekonomi Berkeadilan
Kementerian Koperasi berkomitmen melanjutkan perjuangan Bung Hatta melalui pengembangan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional untuk mewujudkan ekonomi berkeadilan dan kesejahteraan masyarakat.

Jakarta, 12 Mei 2024 (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menegaskan komitmennya untuk meneruskan perjuangan dan semangat Mohammad Hatta dalam mewujudkan ekonomi berkeadilan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat melalui koperasi. Hal ini disampaikan menyusul diluncurkannya berbagai program pengembangan koperasi di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa Bung Hatta dalam membangun perekonomian Indonesia.
Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Juliantono, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, menekankan bahwa Bung Hatta, sebagai pencetus utama gerakan koperasi nasional, telah membuktikan efektivitas koperasi dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat Indonesia di masa lalu. Visi dan misi Bung Hatta dalam membangun perekonomian rakyat yang berkeadilan melalui koperasi, menurut Ferry, terus diimplementasikan hingga saat ini.
Pembentukan 80.000 unit Koperasi Desa Merah Putih menjadi bukti nyata keseriusan pemerintah dalam mengembalikan peran koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional, sesuai cita-cita Bung Hatta. "Jadi kalau sekarang Pak Prabowo menjadi Presiden kemudian menjadikan koperasi sebagai Soko Guru dan menjadi alat perjuangan utama untuk menjamin keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah sebuah keniscayaan," ujar Ferry, menekankan pentingnya peran koperasi dalam konteks kepemimpinan nasional saat ini.
Mewujudkan Gagasan Bung Hatta: Koperasi Modern dan Berdaya Saing
Ferry Juliantono menjelaskan lebih lanjut bahwa pemikiran utama Bung Hatta adalah menjadikan koperasi sebagai badan usaha besar yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan utama masyarakat. Pemerintah saat ini berupaya mewujudkan gagasan tersebut dengan mendorong koperasi untuk fokus pada unit usaha di sektor produksi guna menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing koperasi di pasar.
"Koperasi tidak boleh identik kecil tapi koperasi harus bisa masuk ke sektor-sektor usaha yang besar seperti gagasannya Bung Hatta ada koperasi produksi, ada konsumsi dan ada kegiatan koperasi di sektor (jasa) keuangan," katanya. Pemerintah berupaya mendorong transformasi koperasi agar lebih modern dan mampu bersaing di era digital.
Untuk menarik minat generasi muda, Kemenkop UKM berupaya mengemas koperasi dengan sentuhan teknologi agar terlihat lebih kekinian dan menarik bagi kalangan milenial. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi anak muda dalam berkoperasi sehingga perjuangan Bung Hatta untuk mencapai keadilan sosial melalui koperasi dapat dilanjutkan oleh generasi penerus bangsa.
"Gagasan Bung Hatta tentang koperasi kita harap bisa hidup berkembang lagi, dan kita sebagai generasi penerus tentu akan berjuang untuk mengimplementasikan semua gagasan dari Bung Hatta," ucap Ferry, menyampaikan optimismenya terhadap masa depan koperasi di Indonesia.
Apresiasi dari Keluarga Bung Hatta dan Peran Gotong Royong
Meutia Farida Hatta Swasono, putri Mohammad Hatta dan Ketua Pembina Yayasan Hatta, mengapresiasi komitmen pemerintah dalam mengembangkan kembali koperasi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menekankan bahwa koperasi, sesuai gagasan Bung Hatta, adalah satu-satunya lembaga ekonomi yang mampu menolong diri sendiri dan masyarakat secara bersama-sama berlandaskan semangat gotong royong.
"Tentu kita senang sekali bahwa pemerintah akan memajukan koperasi kembali. Semangat ini tentu sesuai dengan pikiran Bung Hatta," ujar Meutia Hatta, menyampaikan dukungannya terhadap kebijakan pemerintah tersebut. Hal ini menunjukkan adanya dukungan penuh dari keluarga Bung Hatta terhadap upaya pemerintah dalam mengembangkan koperasi.
Meutia juga menekankan bahwa nilai musyawarah mufakat dan gotong royong telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia dan menjadi dasar pemikiran Bung Hatta dalam merumuskan kebijakan ekonomi bangsa. "Jadi konsep yang Bung Hatta bangun bukan asal comot atau meniru-niru dari negara lain, tapi karena ada prinsip yang cocok dengan kehidupan orang Indonesia," katanya, menjelaskan filosofi di balik gagasan ekonomi Bung Hatta.
Halida Hatta menambahkan bahwa koperasi memiliki peran penting sebagai sarana pemberdayaan manusia, bukan hanya mengejar keuntungan semata, melainkan juga menjaga martabat dan kerjasama antar sesama. "Ini soal kerja bersama untuk menghasilkan produk dan SDM yang berkualitas. Bukan sekadar profit yang dikejar, tapi nilai kerja dan martabat manusia," pungkas Halida, menekankan aspek kemanusiaan dalam pengembangan koperasi.
Dengan demikian, pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan Bung Hatta dalam membangun ekonomi Indonesia yang berkeadilan dan berkelanjutan melalui pengembangan koperasi yang modern, inklusif, dan berdaya saing. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan mewujudkan cita-cita Bung Hatta.