Pemkot Pekalongan Jaga Mutu Pengelolaan IPAL Perusahaan
Pemerintah Kota Pekalongan berkomitmen menjaga kualitas pengelolaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) perusahaan, meskipun perlu kajian mendalam terkait peningkatan fasilitas karena keterbatasan anggaran.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, menegaskan komitmennya dalam menjaga kualitas pengelolaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) perusahaan agar tetap sesuai standar. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan, Sri Budi Santosa, pada Kamis, 23 Januari 2024.
Meskipun saat ini fokus pengelolaan IPAL masih pada pemeliharaan, pengoperasian, dan perawatan rutin, Sri Budi memastikan kualitas pengolahan limbah tetap terjaga sesuai standar baku mutu. "Kami memastikan kondisi IPAL tetap bagus dan hasil pengolahan limbah selalu kami pantau sehingga baku mutu yang ditetapkan dapat terus dipertahankan," ujarnya.
Beberapa IPAL di Kota Pekalongan telah beroperasi dengan kapasitas yang cukup signifikan. IPAL di Kelurahan Jenggot misalnya, mampu mengolah sekitar 150 meter kubik limbah per hari. Sementara, IPAL Banyurip mencapai 250 meter kubik per hari dan IPAL Kauman sekitar 200 meter kubik per hari. Namun, IPAL di Pringrejo masih dalam tahap perbaikan.
Sri Budi menekankan konsistensi Pemkot Pekalongan dalam melakukan perawatan dan pengecekan rutin terhadap seluruh fasilitas IPAL. "Yang jelas kami konsisten melakukan perawatan dan pengecekan rutin terhadap seluruh fasilitas instalasi pengolahan air limbah agar tetap terjaga sesuai standar baku mutunya," tegasnya.
Perihal pengembangan fasilitas IPAL, Sri Budi mengakui hal tersebut membutuhkan anggaran yang cukup besar. Oleh karena itu, diperlukan kajian mendalam untuk menentukan prioritas, mengingat adanya kebutuhan pembangunan lain yang juga memerlukan alokasi dana yang signifikan.
Senada dengan Sri Budi, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan, dan Pengelolaan RTH, Adi Usnan, menyatakan bahwa pengembangan IPAL memang penting, tetapi harus dipertimbangkan dengan prioritas anggaran lainnya. "Akan tetapi, IPAL tetap menjadi prioritas, anggaran harus disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan lain di daerah. Namun, kami pastikan meski hanya dengan perawatan rutin, kualitas pengelolaan limbah tetap menjadi prioritas utama kami," jelasnya.
Adi Usnan berharap masyarakat turut berperan aktif dalam menjaga lingkungan dengan meningkatkan kesadaran akan pengelolaan limbah. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat dinilai krusial untuk mewujudkan lingkungan kota yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. "Sinergi antara pemerintah dengan masyarakat menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan kota yang bersih, sehat, dan berkelanjutan," tutupnya.