Pemprov DKI: Lay Bay MRT Lebak Bulus untuk Kurangi Kemacetan, Bukan untuk Parkir Sembarangan
Pemprov DKI Jakarta menjelaskan pembangunan lay bay di Stasiun MRT Lebak Bulus bertujuan mengurangi kemacetan, menanggapi insiden Wagub DKI yang diduga parkir sembarangan.

Jakarta, 1 Maret 2024 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberikan klarifikasi terkait pembangunan tempat berhenti sementara atau lay bay di Stasiun MRT Lebak Bulus. Pemprov menegaskan bahwa fasilitas tersebut dibangun untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di sekitar stasiun, bukan untuk parkir sembarangan. Insiden yang melibatkan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno, yang diduga parkir di area lay bay, menjadi sorotan dan memicu penjelasan resmi dari Pemprov.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan bahwa lay bay dirancang untuk mengatur alur penurunan penumpang. Tujuannya adalah untuk mencegah penumpukan kendaraan yang dapat menyebabkan kemacetan. "Untuk mengatur alur menurunkan (drop off) penumpang, fasilitas 'lay bay' dibuat agar tidak terjadi penumpukan penumpang yang berpotensi menyebabkan kemacetan," ujar Syafrin dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Penjelasan ini muncul sebagai tanggapan atas insiden yang terjadi pada Selasa, 25 Februari 2024, pagi hari. Saat itu, Wagub Rano Karno dikabarkan mengalami antrean panjang di area lay bay Stasiun MRT Lebak Bulus. Antrean tersebut menyebabkan kepadatan lalu lintas di sekitar stasiun. Kondisi ini memaksa Wagub untuk turun lebih cepat dari mobilnya dan langsung menuju stasiun untuk menghindari penumpukan kendaraan yang lebih parah.
Penjelasan Dishub DKI Soal Lay Bay dan Insiden Wagub
Syafrin Liputo menegaskan bahwa tidak ada pengkondisian khusus untuk mengosongkan jalur antrean bagi Wagub. Ia menjelaskan bahwa antrean panjang tersebut terjadi karena volume kendaraan yang melebihi kapasitas lay bay, terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari. "Melihat antrean yang cukup panjang, Pak Wagub langsung turun agar lebih cepat menaiki MRT dari stasiun Lebak Bulus menuju Bundaran HI. Kemudian, mobil rangkaian yang membawa Wagub Rano dan rombongan diarahkan langsung bergerak menuju Balai Kota," jelasnya. Kondisi ini, menurut Syafrin, menunjukkan potensi kelebihan kapasitas lay bay pada jam-jam sibuk.
Meskipun demikian, Syafrin menekankan bahwa Pemprov DKI akan terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengevaluasi aspek teknis pengawalan di tempat umum. Hal ini dilakukan untuk memastikan kenyamanan publik tetap menjadi prioritas. "Tentunya ini jadi bahan evaluasi bagi kami bersama semua pihak untuk mengatur aspek teknis dalam pengawalan, maupun setelahnya agar tidak mengganggu kenyamanan warga. Karena ini merupakan fasilitas publik, tentu publik pula yang harus jadi prioritas," tegasnya.
Lebih lanjut, Syafrin menambahkan bahwa Pemprov DKI berkomitmen untuk mewujudkan ketertiban lalu lintas dan kenyamanan warga Jakarta. Pengaturan di sekitar stasiun MRT, termasuk lay bay, akan terus dievaluasi dan ditingkatkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Evaluasi dan Peningkatan Fasilitas Lay Bay
Kejadian ini menjadi pembelajaran bagi Pemprov DKI untuk terus meningkatkan manajemen lalu lintas di sekitar stasiun MRT. Evaluasi akan difokuskan pada kapasitas lay bay dan pengaturan lalu lintas pada jam sibuk. Pemprov DKI berjanji untuk mencari solusi terbaik agar lay bay dapat berfungsi optimal dalam mengurangi kemacetan tanpa mengganggu kenyamanan pengguna transportasi umum.
Langkah-langkah yang akan diambil ke depannya mungkin termasuk penambahan kapasitas lay bay, pengaturan waktu operasional, atau penerapan sistem manajemen lalu lintas yang lebih efektif. Semua ini bertujuan untuk memastikan bahwa fasilitas lay bay dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat dan mengurangi kemacetan di sekitar Stasiun MRT Lebak Bulus.
Pemprov DKI Jakarta menegaskan kembali komitmennya untuk terus meningkatkan sistem transportasi publik dan kenyamanan warga Jakarta. Kejadian ini menjadi momentum untuk melakukan perbaikan dan evaluasi secara menyeluruh agar fasilitas publik dapat berfungsi secara optimal dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.
Dengan demikian, pembangunan lay bay di Stasiun MRT Lebak Bulus diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan efisiensi dan kenyamanan transportasi publik di Jakarta.