Pengamatan Hilal di Lampung: Idul Fitri Dipastikan Jatuh pada 2 Mei 2024
Hasil pengamatan hilal di Itera, Lampung, menunjukkan hasil negatif berdasarkan perhitungan astronomis, sehingga Idul Fitri 1445 H jatuh pada 2 Mei 2024.

Bandarlampung, 29 Maret 2024 (ANTARA) - Pengamatan hilal di Institut Teknologi Sumatera (Itera), Lampung, pada Sabtu, 29 Maret 2024, menghasilkan kesimpulan bahwa Idul Fitri 1445 H akan jatuh pada tanggal 2 Mei 2024. Hal ini berdasarkan perhitungan astronomis yang menunjukkan hasil negatif terhadap visibilitas hilal. Pengamatan tersebut melibatkan tim ahli dari Observatorium Astronomi Itera (OAIL) dan dipimpin oleh Haji Tarmin selaku pengamat hilal Provinsi Lampung.
Menurut Haji Tarmin, matahari terbenam di Lampung pada pukul 18.07, sementara bulan terbenam lebih awal, yaitu pukul 18.01. Kondisi ini tidak memenuhi standar pengamatan hilal, yang mensyaratkan bulan terbit setelah matahari terbenam. Perhitungan astronomis menunjukkan tinggi bulan minus dua derajat dan sudut elongasinya +1 derajat, jauh di bawah standar minimal Indonesia, yaitu tinggi hilal minimal tiga derajat dan sudut elongasi minimal 6,4 derajat.
Oleh karena itu, berdasarkan dua kriteria tersebut, pengamatan hilal di Itera dinyatakan tidak memenuhi syarat secara astronomis. Haji Tarmin menegaskan, "Kenapa hari ini dilakukan hilal? Kami lakukan hari ini adalah untuk memastikan bahwasanya dalam kaidah Islam pada tanggal 29 itu harus dilakukan rukyatul apakah sore ini hilal terlihat atau tidak. Kalau sore ini terlihat, maka besok Idul Fitri. Tapi kalau tidak, maka Ramadhan-nya disempurnakan 30 hari."
Hasil Pengamatan dan Perhitungan Astronomis
Ketua Tim Pengamatan Hilal OAIL Itera, Annisa Novia Indra Putri, menjelaskan bahwa penentuan awal bulan Hijriah bergantung pada pengamatan atau perhitungan visibilitas hilal. Apabila hilal tidak terlihat atau berdasarkan perhitungan dinyatakan tidak mungkin terlihat, maka bulan berjalan akan digenapkan menjadi 30 hari. Dalam pengamatan kali ini, tim menggunakan Teleskop Robotik OZT-ALTS, sebuah refraktor triplet apokromat berdiameter 152 mm dengan panjang fokus 1200 mm. Teleskop canggih ini dilengkapi dengan detektor kamera CCD monokrom berkecepatan tinggi dengan filter inframerah serta kamera CMOS berwarna, memastikan akurasi data yang diperoleh.
Proses pengamatan hilal melibatkan perhitungan yang kompleks dan teliti. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis untuk menentukan apakah hilal telah memenuhi kriteria visibilitas. Kriteria ini mencakup ketinggian hilal di atas ufuk dan sudut elongasi antara bulan dan matahari. Jika kriteria ini tidak terpenuhi, maka bulan Ramadhan akan digenapkan menjadi 30 hari.
Dengan demikian, hasil pengamatan hilal di Itera telah memberikan kepastian bagi masyarakat Lampung dan sekitarnya mengenai penetapan Idul Fitri 1445 H. Keputusan ini didasarkan pada perhitungan astronomis yang akurat dan sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia. Proses ini menekankan pentingnya perhitungan astronomis yang teliti dalam penentuan awal bulan Hijriah.
Kesimpulannya, berdasarkan data dan perhitungan astronomis yang dilakukan oleh tim pengamat hilal di Itera, Lampung, hilal tidak terlihat pada tanggal 29 Ramadhan 1445 H. Oleh karena itu, Idul Fitri 1445 H jatuh pada tanggal 2 Mei 2024.