Pengeroyokan di Serang: Miras dan Salah Paham Jadi Pemicu, Dua Anggota TNI Jadi Tersangka
Dua anggota TNI di Serang ditetapkan sebagai tersangka pengeroyokan warga sipil yang dipicu minuman keras dan kesalahpahaman, menurut Danrem 064/Maulana Yusuf.

Sebuah insiden pengeroyokan yang melibatkan dua anggota TNI dan beberapa warga sipil terjadi di Kota Serang, Banten, pada Selasa dini hari, 15 April 2025. Peristiwa tersebut, menurut Danrem 064/Maulana Yusuf, Kolonel Infanteri Andrian Susanto, dipicu oleh minuman keras dan kesalahpahaman. Kejadian bermula saat para anggota TNI, yang sedang melayat, bertemu dengan beberapa warga sipil dan kemudian berkumpul untuk minum minuman keras. Konferensi pers yang digelar pada Senin lalu menjelaskan kronologi lengkap insiden tersebut.
Menurut Danrem Andrian Susanto, "Modus dari kejadian ini dipengaruhi adanya minuman keras." Pihaknya juga masih menyelidiki kemungkinan keterlibatan narkoba, baik dari pihak militer maupun sipil. Para pelaku, yang merupakan satu kelompok yang sering berkumpul di luar jam dinas, terlibat perkelahian setelah ejekan terjadi di antara kelompok tersebut dan warga sipil di sekitar alun-alun Kota Serang. Ejekan tersebut, menurut Danrem, bukan berasal dari anggota TNI, tetapi dari teman sipil mereka, yang kemudian memicu respons dari warga sekitar hingga terjadilah kesalahpahaman dan perkelahian.
Insiden kekerasan pertama terjadi di depan Kantor Bank Banten, Jalan Ahmad Yani. Setelah itu, kelompok tersebut berpindah ke lokasi kedua di kawasan Kontrakan 27, Cipocok Jaya, di mana penganiayaan berlanjut. Danrem menjelaskan bahwa pemicu kejadian di TKP kedua adalah "penyampaian dari korban yang menyinggung" perasaan para pelaku. Penting untuk ditekankan bahwa korban tidak memiliki hubungan atau mengenal pelaku sebelumnya. Kejadian ini murni disebabkan oleh pengaruh alkohol dan provokasi antar kelompok.
Kronologi dan Tersangka
Pratu MI dan Pratu FS, dua anggota TNI dari satuan Denma Korem 064/Maulana Yusuf, telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Denpom 034/Serang untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sementara itu, para pelaku sipil ditangani oleh Polresta Serang Kota. Kedua anggota TNI tersebut sedang melayat ke rumah rekan yang anaknya meninggal dunia sebelum insiden tersebut terjadi. Setelah takziah, mereka bertemu dengan beberapa warga sipil dan berkumpul untuk minum minuman keras sebelum perkelahian terjadi.
Proses hukum akan berjalan cepat dan transparan. Danrem menegaskan bahwa jika terbukti bersalah, para tersangka akan menghadapi sanksi pemecatan dan proses hukum melalui Pengadilan Militer. Penyidik juga akan melakukan pendalaman lebih lanjut terkait pelanggaran disiplin, mengingat peristiwa tersebut terjadi di luar jam dinas. "Penegakan hukum harus dilakukan secara terang benderang," tegas Danrem Andrian.
Selain itu, investigasi juga akan menyelidiki kemungkinan adanya keterlibatan narkoba dalam insiden ini, baik dari pihak militer maupun sipil. Hal ini menunjukkan komitmen pihak berwenang untuk mengungkap seluruh fakta dan memberikan sanksi yang setimpal bagi para pelaku.
Implikasi dan Langkah ke Depan
Insiden ini menyoroti pentingnya kesadaran akan bahaya minuman keras dan dampaknya terhadap perilaku dan tindakan seseorang. Peristiwa ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan publik, serta perlunya penegakan hukum yang tegas dan adil. Pihak berwenang berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini secara tuntas dan transparan, memberikan rasa keadilan bagi korban dan efek jera bagi para pelaku.
Langkah-langkah yang diambil oleh pihak berwenang, termasuk penahanan para tersangka dan penyelidikan menyeluruh, menunjukkan keseriusan dalam menangani kasus ini. Transparansi dalam proses hukum juga akan membantu mencegah terjadinya spekulasi dan menjaga kepercayaan publik. Kejadian ini diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, untuk selalu menjaga sikap dan perilaku, serta menghindari konsumsi minuman keras yang dapat memicu tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Kesimpulannya, kasus pengeroyokan ini merupakan peristiwa yang memprihatinkan dan memberikan pelajaran penting tentang bahaya minuman keras dan pentingnya menjaga ketertiban umum. Proses hukum yang transparan dan tegas diharapkan dapat memberikan keadilan bagi korban dan mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.