Penguatan Jaminan Sosial: Fokus Utama Pemerintah di Konferensi ICSWSS
Pemerintah Indonesia menekankan pentingnya peningkatan sistem jaminan sosial dalam Konferensi Internasional Social Work and Social Sciences (ICSWSS) untuk mencapai SDGs, dengan program seperti PKH dan BPNT sebagai langkah utama.

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Sosial, menegaskan komitmennya dalam memperkuat sistem jaminan sosial nasional. Hal ini disampaikan dalam Conference of Social Work and Social Sciences (ICSWSS) yang berlangsung di Tangerang Selatan. Konferensi internasional ini dihadiri oleh perwakilan dari 14 negara di Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika, serta melibatkan kolaborasi antara Asian & Pacific Islander Social Work Educators Association (APISWEA) dengan FISIP UMJ. Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Prof. Dr. Agus Zainal Arifin, menekankan pentingnya pendekatan terpadu dan berkelanjutan dalam pekerjaan sosial untuk mencapai cita-cita besar bangsa Indonesia, sebagaimana yang sering disampaikan Presiden Prabowo Subianto, yaitu mewujudkan negara yang rakyatnya tercukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan.
Kemensos sendiri telah menetapkan 12 kelompok penerima atensi sosial sebagai sasaran kerja. Dua program bantuan sosial utama, yaitu Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), disalurkan setiap tiga bulan kepada masyarakat melalui pendataan dari kepala daerah. "Pekerjaan sosial tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus terpadu, terarah, dan berkelanjutan," tegas Prof. Agus. Selain itu, Kemensos juga tengah mengembangkan program Sekolah Rakyat yang ditargetkan mencapai 100 unit di seluruh Indonesia pada tahun 2025, ditujukan bagi masyarakat kurang mampu.
Sementara itu, Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani, menambahkan bahwa ICSWSS menjadi platform penting untuk mengevaluasi kemajuan dan tantangan dalam pekerjaan sosial dan ilmu sosial dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Konferensi ini menjadi momentum untuk merefleksikan potensi dan tuntutan baru dalam menghadapi kompleksitas agenda global. Prof. Burhani juga mendorong ilmuwan sosial Indonesia untuk mengkritik dan menyesuaikan pendekatan keilmuannya agar lebih relevan dengan konteks lokal, serta berkontribusi secara orisinal dalam diskursus global.
Penguatan Jaminan Sosial Menuju SDGs
Konferensi ICSWSS menekankan pentingnya penguatan jaminan sosial sebagai pilar utama dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Program PKH dan BPNT yang digagas Kemensos merupakan langkah konkret dalam upaya tersebut. Kedua program ini menargetkan kelompok masyarakat rentan dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Distribusi bantuan dilakukan secara berkala dan transparan, dengan melibatkan pemerintah daerah dalam proses pendataan.
Kemensos juga berupaya untuk memperluas jangkauan bantuan sosial melalui berbagai program inovatif. Program Sekolah Rakyat, misalnya, diharapkan dapat meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Kerjasama dengan perguruan tinggi, seperti UMJ, diharapkan dapat mempercepat realisasi program ini. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan perguruan tinggi, sangat penting untuk keberhasilan program-program jaminan sosial ini. Koordinasi dan kolaborasi yang baik akan memastikan bahwa bantuan tepat sasaran dan efektif dalam mengurangi kesenjangan sosial.
Peran Ilmu Sosial dalam Pembangunan Berkelanjutan
Konferensi ICSWSS juga menyoroti peran penting ilmu sosial dalam pembangunan berkelanjutan. Para ahli menekankan perlunya pendekatan keilmuan yang relevan dengan konteks lokal dan mampu berkontribusi pada diskursus global. Hal ini menunjukkan pentingnya riset dan inovasi dalam bidang ilmu sosial untuk mendukung kebijakan publik yang efektif.
Pertukaran gagasan dan kolaborasi internasional dalam konferensi ini diharapkan dapat memperkaya perspektif dan solusi dalam menghadapi tantangan pembangunan berkelanjutan. Dengan mengangkat suara dan perspektif lokal ke panggung internasional, Indonesia dapat berkontribusi secara signifikan dalam pencapaian SDGs.
Konferensi ini juga menjadi wadah untuk mengevaluasi keberhasilan dan kegagalan program-program sosial yang telah dijalankan. Evaluasi yang objektif dan komprehensif akan menjadi dasar untuk penyempurnaan kebijakan dan program di masa mendatang.
Kesimpulannya, peningkatan jaminan sosial dan peran ilmu sosial merupakan isu krusial dalam pembangunan berkelanjutan. Komitmen pemerintah dan kolaborasi berbagai pihak sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut. Konferensi ICSWSS menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen dan mengoptimalkan strategi dalam menghadapi tantangan pembangunan di masa depan.