Penjabat Presiden Korsel Han Duck-soo Mundur, Siap Bertarung di Pilpres 3 Juni
Penjabat Presiden Korea Selatan, Han Duck-soo, mengundurkan diri untuk mengikuti pemilihan presiden 3 Juni mendatang, menantang kandidat terkuat dari Partai Demokrat, Lee Jae-myung.

Penjabat Presiden Korea Selatan, Han Duck-soo, secara mengejutkan mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis (1 Mei 2024). Pengumuman ini langsung memicu spekulasi bahwa ia akan terjun ke gelanggang pemilihan presiden yang akan diselenggarakan pada 3 Juni mendatang. Pengunduran diri ini mengakhiri beberapa minggu spekulasi terkait langkah politiknya setelah pemakzulan mantan Presiden Yoon Suk Yeol.
Dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi nasional, Han menjelaskan alasan di balik keputusannya. Ia menyatakan bahwa setelah mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk tanggung jawabnya di masa sulit ini, ia merasa perlu mengambil langkah berani untuk menghadapi krisis politik dan ekonomi yang tengah melanda Korea Selatan. Han menekankan bahwa ia memilih untuk meninggalkan jabatannya demi mengemban tanggung jawab yang lebih besar dalam memimpin negara.
Keputusan Han untuk mundur dan mencalonkan diri sebagai presiden telah diantisipasi banyak pihak. Sebagai mantan Perdana Menteri yang pernah bertugas di bawah pemerintahan presiden dari berbagai latar belakang politik, dan juga mantan Duta Besar Korea Selatan untuk Amerika Serikat, Han memiliki reputasi yang kuat, terutama di kalangan pendukung konservatif. Ia diperkirakan akan menjadi penantang kuat bagi Lee Jae-myung, kandidat dari Partai Demokrat yang saat ini memimpin dalam jajak pendapat.
Han Duck-soo: Tantangan Terhadap Dominasi Lee Jae-myung
Dengan pengunduran dirinya, Han Duck-soo secara resmi membuka jalan untuk pencalonannya sebagai presiden. Ia diprediksi akan secara resmi mengumumkan pencalonannya pada Jumat (2 Mei 2024). Langkah ini akan semakin memanaskan persaingan di kancah politik Korea Selatan menjelang pemilihan presiden.
Kehadiran Han dalam bursa calon presiden diperkirakan akan mengubah peta persaingan. Lee Jae-myung, kandidat dari Partai Demokrat, saat ini masih memimpin dengan dukungan sekitar 40 persen berdasarkan hasil jajak pendapat. Namun, Han, dengan latar belakang dan pengalamannya yang mumpuni, berpotensi untuk menarik dukungan dari basis pemilih konservatif dan mengurangi keunggulan Lee Jae-myung.
Han dalam pidatonya menyampaikan dilema yang dihadapinya: menyelesaikan tugasnya sebagai penjabat presiden atau mengemban tanggung jawab yang lebih besar sebagai calon presiden. Ia memilih jalan kedua, menekankan urgensi mengatasi krisis politik dan ekonomi yang dihadapi Korea Selatan. Pernyataan ini menunjukkan keseriusannya dalam menghadapi tantangan yang ada.
Potensi Koalisi dan Tenggat Waktu Penting
Pencalonan Han Duck-soo diperkirakan akan memicu pembicaraan koalisi dengan Partai Kekuatan Rakyat (PPP), partai konservatif yang akan menentukan calon presidennya pada Sabtu (3 Mei 2024). Dua kandidat unggulan PPP, mantan pemimpin partai Han Dong-hoon dan mantan Menteri Tenaga Kerja Kim Moon-soo, telah menyatakan kesiapan untuk berkoalisi dengan Han.
PPP kini menghadapi dilema menentukan strategi koalisi yang tepat. Beberapa tenggat waktu penting perlu dipertimbangkan, termasuk tenggat waktu pemesanan materi cetak pemilihan pada 7 Mei, batas akhir pendaftaran kandidat pada 11 Mei, dan dimulainya pencetakan surat suara pada 25 Mei. Koalisi yang terjalin dengan baik dan tepat waktu akan sangat krusial untuk memaksimalkan peluang kemenangan dalam pemilihan presiden.
Dengan mundurnya Han Duck-soo, Menteri Keuangan dan Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi, Choi Sang-mok, akan mengambil alih jabatan sebagai penjabat presiden. Hal ini memastikan jalannya pemerintahan tetap berjalan lancar hingga terpilihnya presiden baru.
Pertarungan perebutan kursi kepresidenan Korea Selatan semakin memanas. Pertemuan antara Han Duck-soo dan partai-partai politik lainnya akan menjadi sorotan utama dalam beberapa hari ke depan. Publik menantikan strategi dan manuver politik yang akan dilakukan oleh masing-masing kandidat dalam upaya meraih suara terbanyak.