Penjualan Tertinggi se-Jawa Timur, Bulog Madiun Salurkan Ratusan Ton Beras SPHP untuk Stabilisasi Harga

Perum Bulog Madiun telah menyalurkan ratusan ton beras SPHP untuk menstabilkan harga pangan. Bagaimana upaya ini berhasil menekan harga beras di pasaran?

Perum Bulog Madiun secara masif menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) guna menekan gejolak harga komoditas pokok. Hingga pertengahan Agustus 2025, sebanyak 410 ton beras SPHP telah disalurkan di wilayah kerja Bulog Madiun. Penyaluran ini merupakan bagian dari penugasan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) kepada Perum Bulog.

Upaya intervensi pasar ini dilakukan sebagai respons terhadap kenaikan harga beras yang signifikan di pasaran. Harga beras saat ini mencapai Rp14.000 per kilogram, melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp12.500 per kilogram. Oleh karena itu, percepatan intervensi melalui sinergi dengan pemerintah daerah menjadi krusial dalam menjaga stabilitas ekonomi masyarakat.

Penyaluran beras SPHP ini diharapkan mampu mengembalikan harga beras ke tingkat yang wajar dan terjangkau bagi masyarakat. Langkah strategis ini juga bertujuan untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan pokok yang memadai di tengah fluktuasi harga. Dengan demikian, daya beli masyarakat tetap terjaga dan kebutuhan dasar dapat terpenuhi.

Intervensi Pasar Melalui Gerakan Pangan Murah

Pimpinan Cabang Bulog Madiun, Agung Sarianto, menjelaskan bahwa percepatan intervensi dilakukan melalui sinergi dengan pemerintah daerah. Salah satu saluran utama penyaluran beras SPHP adalah Gerakan Pangan Murah (GPM) yang diselenggarakan di Kota dan Kabupaten Madiun. Inisiatif ini memungkinkan masyarakat untuk memperoleh beras berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau.

Hingga 12 Agustus 2025, Bulog Madiun mencatat telah memasok 410 ton beras SPHP di Kabupaten dan Kota Madiun. Dari total tersebut, 251 ton beras SPHP khusus disalurkan untuk wilayah Kota Madiun, sementara sisanya dialokasikan untuk Kabupaten Madiun. Angka penyaluran di Kota Madiun bahkan tercatat sebagai penjualan tertinggi se-Jawa Timur, menunjukkan respons positif dari masyarakat dan dukungan pemerintah setempat.

Agung Sarianto menambahkan bahwa realisasi penyaluran beras SPHP terus bergerak dan diperkirakan akan meningkat. Peningkatan ini didorong oleh kerja sama yang erat dalam program GPM serta jaringan distribusi yang luas. Ketersediaan beras SPHP diharapkan dapat menekan harga di pasaran agar kembali sesuai HET yang telah ditetapkan pemerintah.

Strategi Distribusi dan Dampak Stabilisasi

Penyaluran beras SPHP tidak hanya terbatas pada GPM, tetapi juga melalui jaringan distribusi yang terpercaya. Jaringan ini mencakup pengecer di masyarakat, koperasi desa/kelurahan, serta kios pangan binaan pemerintah. Diversifikasi saluran distribusi ini memastikan beras SPHP dapat diakses oleh masyarakat luas, termasuk di daerah-daerah terpencil.

Dengan adanya pasokan beras SPHP yang berkelanjutan, diharapkan harga komoditas tersebut dapat lebih stabil. Stabilitas harga ini krusial untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang dinamis. Ketersediaan pangan pokok yang terjamin juga menjadi prioritas utama pemerintah untuk mencegah kelangkaan dan spekulasi harga.

Upaya stabilisasi harga pangan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Melalui program SPHP, Bulog berperan aktif dalam mengendalikan inflasi dan memastikan masyarakat memiliki akses terhadap kebutuhan dasar mereka. Sinergi antara Bulog, pemerintah daerah, dan jaringan distribusi menjadi kunci keberhasilan program ini dalam jangka panjang.