Peragaan Busana Kebaya: Kolaborasi untuk Inklusi Disabilitas di Industri Mode
Penasihat DWP Kemensos, Fatma Saifullah Yusuf, mendorong kolaborasi antara desainer Indonesia Modest Fashion (IMF) dan penyandang disabilitas berbakat di bidang fesyen, menjadikan peragaan busana sebagai wadah inklusi dan pemberdayaan.

Jakarta, 17 Februari 2024 - Sebuah gagasan inovatif muncul dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk memberdayakan penyandang disabilitas di industri fesyen Tanah Air. Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemensos, Fatma Saifullah Yusuf, mengusulkan peragaan busana kebaya sebagai platform kolaborasi antara desainer ternama dan para penyandang disabilitas yang memiliki potensi di bidang desain dan pembuatan busana.
Membuka Peluang bagi Penyandang Disabilitas
Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin lalu, Fatma menekankan pentingnya peran desainer Indonesia Modest Fashion (IMF) untuk berkolaborasi dan membina potensi para penyandang disabilitas. Ia melihat potensi besar yang belum tergali sepenuhnya dan berharap inisiatif ini dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi mereka. "Sebagai Penasihat DWP Kemensos, saya merasa berkewajiban untuk memperhatikan para penyandang disabilitas. Saya berharap para desainer IMF dapat berkolaborasi dan membina potensi mereka," ujar Fatma.
Fatma memberikan contoh nyata dampak kolaborasi ini. Ia memamerkan busana batik ciprat yang ia kenakan, hasil karya seorang penyandang disabilitas. Busana tersebut kemudian didesain ulang oleh desainer Elok Re Naspio, sehingga menjadi karya yang bernilai tinggi dan layak dipasarkan. "Karya dari penyandang disabilitas bisa dinikmati dan diharapkan bisa naik kelas," tambahnya.
Kebaya: Warisan Budaya dan Pendorong Ekonomi Kreatif
Gagasan kolaborasi ini sejalan dengan peran strategis Kemensos dalam pemberdayaan masyarakat. Fatma berharap kegiatan-kegiatan yang digagas oleh IMF dapat memotivasi para desainer lokal untuk terus berkarya dan mengangkat kebaya sebagai simbol budaya Indonesia. Lebih dari sekadar peragaan busana, inisiatif ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif.
Fatma menekankan pentingnya kolaborasi untuk melestarikan kebaya dan meningkatkan kualitas karya desainer lokal. "Kita harus bersama-sama bergerak untuk melestarikan kebaya dan sebagai pendorong ekonomi kreatif agar mampu meningkatkan kualitas karya-karyanya khususnya desainer lokal sehingga peluang bisnis baru semakin terbuka lebar," tegasnya. Inisiatif ini diharapkan tidak hanya memberdayakan penyandang disabilitas, tetapi juga melestarikan warisan budaya Indonesia dan membuka peluang ekonomi baru.
Langkah Konkret Menuju Inklusi
Langkah konkret seperti yang dicontohkan oleh Ibu Fatma, dengan mengenakan busana hasil karya penyandang disabilitas yang didesain ulang oleh desainer profesional, menunjukkan komitmen nyata untuk inklusi. Hal ini menginspirasi para desainer lain untuk mengikuti jejak serupa, menciptakan peluang kerja yang lebih luas dan meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas. Melalui kolaborasi ini, industri fesyen Indonesia tidak hanya akan semakin berkembang, tetapi juga menjadi lebih inklusif dan berkelanjutan.
Peragaan busana kebaya ini bukan hanya sekadar peragaan mode, tetapi juga sebuah pernyataan nyata tentang komitmen untuk inklusi dan pemberdayaan. Dengan menggabungkan bakat desainer ternama dengan kreativitas penyandang disabilitas, inisiatif ini berpotensi menciptakan tren baru dalam industri fesyen dan membuka peluang ekonomi yang lebih besar bagi kelompok rentan.
Kesimpulan
Inisiatif dari Penasihat DWP Kemensos ini menawarkan harapan baru bagi penyandang disabilitas di bidang fesyen. Kolaborasi antara desainer dan penyandang disabilitas, dengan kebaya sebagai ikon, bukan hanya akan meningkatkan kualitas hidup para penyandang disabilitas, tetapi juga akan memperkaya khazanah budaya Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif. Peragaan busana ini menjadi bukti nyata komitmen untuk menciptakan industri fesyen yang lebih inklusif dan berkelanjutan.