KPPPA Apresiasi Pelatihan Vokasi Inklusif di Sentra Inten Soeweno untuk Disabilitas
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mengapresiasi pelatihan vokasi inklusif di Sentra Terpadu Inten Soeweno untuk pemberdayaan perempuan dan anak penyandang disabilitas agar mandiri.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) memberikan apresiasi tinggi terhadap program pelatihan vokasional di Sentra Terpadu Inten Soeweno, Cibinong, Jawa Barat. Program ini dinilai sebagai praktik baik yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan perempuan dan anak penyandang disabilitas di Indonesia. Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan membuka peluang kerja yang layak bagi kelompok rentan ini. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri PPPA, Veronica Tan, di Jakarta, Minggu lalu.
Menurut Wamen PPPA, Veronica Tan, "Kami mendukung penuh penguatan kurikulum pelatihan vokasional yang tidak hanya menekankan pada penguasaan keterampilan teknis, tetapi juga menjunjung tinggi prinsip inklusi sosial dan kesetaraan gender." Beliau menekankan pentingnya pelatihan kerja yang responsif terhadap kebutuhan khusus penyandang disabilitas, agar mereka dapat memperoleh pekerjaan yang layak dan mencapai kemandirian ekonomi. Inisiatif ini merupakan langkah nyata dalam mewujudkan kesetaraan dan pemberdayaan bagi kelompok rentan.
KPPPA juga mendorong kolaborasi antar sektor, termasuk dengan sektor swasta, untuk menyediakan lapangan kerja bagi para peserta pelatihan. Rencana pilot project pelatihan perempuan dan anak penyandang disabilitas sedang digagas untuk memperluas dampak positif program ini. Langkah ini diharapkan dapat mengatasi rendahnya partisipasi penyandang disabilitas dalam angkatan kerja dan mengurangi angka diskriminasi yang mereka hadapi.
Pelatihan Vokasi: Jalan Menuju Kemandirian Disabilitas
Data dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menunjukkan bahwa jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai sekitar 22 juta jiwa, atau 8,5 persen dari total populasi. Angka ini menunjukkan besarnya tantangan dalam upaya pemberdayaan dan inklusi sosial bagi kelompok ini. Sayangnya, partisipasi mereka dalam angkatan kerja masih rendah, dan banyak yang bekerja di sektor informal tanpa jaminan perlindungan sosial dan kepastian kerja yang layak.
Wamen PPPA menyoroti permasalahan diskriminasi ganda yang sering dialami perempuan dan anak penyandang disabilitas. Mereka menghadapi tantangan ganda, baik sebagai penyandang disabilitas maupun sebagai perempuan atau anak. Oleh karena itu, KPPPA berkomitmen untuk memastikan tidak ada kelompok yang tertinggal, termasuk perempuan dan anak penyandang disabilitas. Program pelatihan di Sentra Inten Soeweno menjadi contoh nyata komitmen tersebut.
KPPPA memandang program di Sentra Inten Soeweno sebagai inspirasi yang perlu dikembangkan lebih luas. Pemerintah terus mendorong agar kebijakan dan program pembangunan di Indonesia lebih responsif terhadap gender dan disabilitas. Hal ini sejalan dengan upaya untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan setara bagi semua warga negara.
Sentra Terpadu Inten Soeweno: Pusat Pelayanan Terpadu
Sentra Terpadu Inten Soeweno, sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Kementerian Sosial RI yang berlokasi di Cibinong, Kabupaten Bogor, telah berdiri sejak tahun 1998. Sentra ini berperan sebagai pusat pelayanan sosial terpadu yang fokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya. Layanan yang diberikan sangat komprehensif, mulai dari pelatihan vokasional, bimbingan sosial, terapi, hingga fasilitasi penyaluran kerja.
Dengan pelatihan vokasi yang terstruktur dan komprehensif, Sentra Inten Soeweno berupaya meningkatkan keterampilan dan kemampuan para penyandang disabilitas. Hal ini bertujuan untuk membekali mereka dengan bekal yang dibutuhkan untuk memasuki dunia kerja dan meraih kemandirian ekonomi. Program ini juga menekankan pentingnya inklusi sosial dan kesetaraan gender dalam setiap aspek pelatihan.
Melalui pendekatan holistik, Sentra Inten Soeweno tidak hanya fokus pada pelatihan keterampilan teknis, tetapi juga memberikan dukungan sosial dan emosional. Hal ini penting untuk membantu para penyandang disabilitas mengatasi berbagai tantangan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari dan mempersiapkan mereka untuk berintegrasi dengan masyarakat.
Dengan adanya pelatihan dan dukungan yang diberikan, diharapkan para penyandang disabilitas dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan mencapai kemandirian. Program ini juga menjadi contoh nyata bagaimana pemerintah berkomitmen untuk memberdayakan kelompok rentan dan mewujudkan masyarakat yang inklusif dan setara.
Keberhasilan Sentra Terpadu Inten Soeweno dalam memberdayakan penyandang disabilitas diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia. Replikasi program ini di berbagai daerah dapat membantu lebih banyak penyandang disabilitas untuk mencapai kemandirian dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional.