PLN Indonesia Power Pacu Industri PLTS Nasional: Dari Hulu Hingga Hilir
PLN Indonesia Power berkomitmen mengembangkan energi terbarukan dengan membangun industri PLTS terintegrasi, mulai dari produksi panel surya hingga instalasi dan pemeliharaan, guna mendukung target Net Zero Emission 2060.

Jakarta, 28 April 2024 - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menunjukkan komitmen kuatnya dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Langkah strategis yang diambil adalah dengan membangun industri pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) secara terintegrasi, mulai dari hulu hingga hilir. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, dalam keterangan pers di Jakarta.
Indonesia memiliki potensi energi surya yang sangat besar, mencapai 3.295 gigawatt (GW). Potensi ini akan dioptimalkan untuk mendukung pengembangan industri energi surya nasional. Dengan hanya memiliki dua musim, Indonesia memiliki keunggulan dalam memanfaatkan sinar matahari sepanjang tahun untuk pembangkitan listrik berbasis PLTS. "Oleh karena itu, kami mengambil langkah strategis dengan membangun industri PLTS dari hulu hingga hilir, sekaligus mempercepat transisi energi menuju target net zero emission (NZE) pada 2060," ujar Edwin.
Langkah PLN IP ini sejalan dengan target pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mendorong penggunaan energi terbarukan. Pengembangan industri PLTS secara terintegrasi diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan daya saing industri energi surya di Indonesia, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.
Dari Hulu Hingga Hilir: Penguasaan Industri PLTS
Di sisi hulu, PLN Indonesia Power telah membangun pabrik panel surya terintegrasi pertama di Indonesia melalui perusahaan patungan bernama PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI). Kerjasama ini melibatkan PT PLN Indonesia Power Renewables, Trina Solar Co Ltd, dan PT Dian Swastatika Sentosa. TMAI menggunakan teknologi mutakhir tunnel oxide passivated contact (TOPCon), menghasilkan panel surya dengan efisiensi mencapai 23,2 persen, melampaui rata-rata efisiensi panel surya di Indonesia yang saat ini sekitar 20 persen.
"Pabrik ini kami kembangkan bersama perusahaan kelas dunia di industri solar panel, guna memenuhi permintaan energi terbarukan di Indonesia. Produk-produk TMAI menggunakan teknologi N-type TOPCon, yang telah memenuhi standar bankability AAA dari Bloomberg New Energy Finance (BNEF), sehingga memiliki efisiensi dan keandalan yang tinggi. Ini membuktikan keseriusan kami dalam membangun industri EBT nasional," jelas Edwin.
Sementara itu, di sisi midstream dan downstream, PLN Indonesia Power melalui anak usahanya, PT PLN Indonesia Power Services, menyediakan layanan pembangunan, pemasangan, dan pemeliharaan PLTS. Perusahaan ini berperan penting dalam pemanfaatan energi surya, baik untuk proyek PLN Grup maupun sektor swasta. Contohnya, PLTS PT AIIA dan PT ADSMIN dengan kapasitas 900 kWp.
PLN Indonesia Power juga memperkuat portofolio EBT melalui PT PLN Indonesia Geothermal. Selain fokus pada panas bumi, perusahaan ini juga mengembangkan PLTS dengan kapasitas total 21,5 megawatt peak (MWp). Beberapa proyek PLTS yang telah dikerjakan antara lain di TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia), YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing), dan AICC (Asian Isuzu Casting Center).
Komitmen Terhadap Transisi Energi Bersih
PLN Indonesia Power memamerkan komitmennya dalam pengembangan industri PLTS di ajang Solar Tech Indonesia 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Pameran ini menjadi ajang bagi PLN IP untuk menegaskan komitmennya dalam mempercepat adopsi teknologi energi surya dan sistem penyimpanan energi. Edwin menambahkan, "Transisi menuju energi bersih bukan lagi sekadar wacana. Ini adalah perjalanan yang sudah kami mulai, dan kami terbuka untuk berkolaborasi dengan seluruh pihak yang memiliki semangat yang sama dalam mempercepat penggunaan EBT di Indonesia."
Keberhasilan PLN Indonesia Geothermal dalam lima tahun terakhir juga patut diapresiasi. Mereka berhasil mengembangkan energi hijau sebesar 5,6 gigawatt hour (GWh), setara dengan pengurangan emisi karbon sebanyak 4.760 ton CO2e. Ini menunjukkan kontribusi nyata PLN IP dalam upaya pelestarian lingkungan.
Dengan langkah-langkah strategis yang telah dan akan dilakukan, PLN Indonesia Power menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung transisi energi di Indonesia menuju target Net Zero Emission pada tahun 2060. Penguasaan industri PLTS dari hulu hingga hilir menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target tersebut. Kolaborasi dengan berbagai pihak juga menjadi strategi penting dalam mempercepat adopsi energi terbarukan di Indonesia.