Polisi Tangkap Pelaku Penganiayaan Ibu Tiri di Makassar
Pelaku penganiayaan ibu tiri di Makassar, WI (25), berhasil ditangkap polisi setelah mabuk dan menebas korban hingga luka parah karena kesal tak menemukan makanan.

Polisi dari Polsek Tamalate, Makassar, berhasil meringkus Wahyu (25), pelaku penganiayaan terhadap ibu tirinya, Sitti Aminah (43). Peristiwa yang mengakibatkan Sitti Aminah mengalami luka parah ini terjadi pada Senin (24/2) di kediaman mereka. Penangkapan dilakukan pada Selasa (25/2) di sebuah rumah kosong di Jalan Mallengkeri III, Kecamatan Tamalate, saat pelaku dalam kondisi mabuk berat.
Menurut Kanit Reskrim Polsek Tamalate, Iptu Abdul Rahman, motif penganiayaan bermula dari rasa lapar pelaku yang dalam kondisi mabuk. Tidak menemukan makanan di rumah, Wahyu menuduh ibu tirinya menyembunyikan makanan dan langsung melakukan penganiayaan dengan senjata tajam. Setelah kejadian, pelaku melarikan diri.
Setelah melukai ibu tirinya, Wahyu tidak langsung pulang. Ia malah mendatangi rekannya, Ashar Idil (25), di wilayah PDAM Jalan Mallangkeri III. Rekaman CCTV memperlihatkan Wahyu memaksa Ashar Idil mencium parang yang masih dipegangnya sebelum akhirnya juga melukai Ashar Idil hingga ibu jari kanannya terluka parah. Setelah itu, pelaku melarikan diri dan bersembunyi di sebuah rumah kosong hingga akhirnya ditangkap.
Penangkapan Pelaku dan Barang Bukti
Iptu Abdul Rahman menjelaskan bahwa saat ditangkap, Wahyu mengakui telah menganiaya dua orang, yaitu ibu tirinya dan temannya. Namun, parang yang digunakan sebagai senjata telah dibuang oleh pelaku, sehingga polisi masih melakukan pencarian terhadap barang bukti tersebut. Proses penangkapan dilakukan oleh Iptu Abdul Rahman didampingi Panit 2 Opsnal Reskrim Iptu Yusri Yunus dan tim Jatanras.
Saat ini, Wahyu telah ditahan di sel Polsek Tamalate untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Polisi akan terus menyelidiki kasus ini dan mengumpulkan bukti-bukti tambahan untuk memperkuat proses penyidikan.
Kronologi Kejadian dan Motif Penganiayaan
Berdasarkan keterangan polisi, kronologi kejadian berawal dari kondisi pelaku yang mabuk dan merasa lapar. Ketidakmampuan menemukan makanan di rumah memicu kemarahannya dan ia langsung menuduh ibu tirinya. Tanpa berpikir panjang, Wahyu langsung melakukan penganiayaan dengan menebas ibu tirinya menggunakan parang. Setelah itu, ia pergi menemui temannya dan melakukan tindakan serupa.
Motif penganiayaan yang dilakukan pelaku adalah karena rasa marah dan frustrasi akibat tidak menemukan makanan saat dalam keadaan mabuk. Kondisi mabuk ini diduga memperparah situasi dan menyebabkan pelaku bertindak di luar kendali. Perilaku pelaku yang kemudian melukai temannya juga menunjukkan adanya indikasi kehilangan kendali emosi dan perilaku impulsif.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena melibatkan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan penganiayaan yang dilakukan secara brutal. Pihak kepolisian berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan sanksi yang setimpal kepada pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku.
Kondisi Korban dan Proses Hukum
Sitti Aminah, ibu tiri pelaku, mengalami luka parah akibat penganiayaan yang dilakukan oleh Wahyu. Kondisi Ashar Idil juga mengalami luka pada ibu jari kanan. Keduanya telah mendapatkan perawatan medis. Polisi masih menyelidiki lebih lanjut mengenai kondisi kesehatan kedua korban.
Pelaku, Wahyu, kini telah ditahan dan akan diproses secara hukum. Polisi akan segera melengkapi berkas perkara untuk kemudian dilimpahkan ke kejaksaan. Proses hukum akan berjalan sesuai prosedur yang berlaku, dan pelaku akan bertanggung jawab atas perbuatannya.
Kasus ini menjadi pelajaran penting tentang bahaya minuman keras dan pentingnya pengendalian emosi. Pihak berwenang juga perlu meningkatkan upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga dan memberikan perlindungan kepada korban.