Polres Gorontalo Utara Dalami Kasus Penemuan Mayat Gadis 15 Tahun di Gentuma Raya
Polres Gorontalo Utara masih mendalami penyelidikan kasus penemuan mayat YSS (15) di Gentuma Raya, dengan kendala saksi di bawah umur dan keterangan yang belum akurat.

Penemuan mayat seorang siswi berusia 15 tahun, YSS, di Desa Ketapang, Kecamatan Gentuma Raya, Kabupaten Gorontalo Utara, pada 30 Desember 2024, telah menggemparkan masyarakat. Polisi, dalam hal ini Polres Gorontalo Utara, tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap penyebab kematian korban. Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar: apa penyebab kematian YSS, siapa pelakunya, dan bagaimana kronologi kejadiannya?
Kapolres Gorontalo Utara, AKBP Andik Gunawan, menyatakan bahwa proses penyelidikan dilakukan secara seksama dan hati-hati. Beberapa kendala dihadapi, terutama keterbatasan saksi yang sebagian besar masih di bawah umur. Pernyataan Kapolres ini menekankan betapa kompleksnya kasus ini dan perlunya kehati-hatian dalam pengungkapan fakta.
Keluarga korban mendesak pihak kepolisian untuk segera menetapkan tersangka. Mereka telah melalui kuasa hukumnya untuk menyampaikan surat pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan (SP2HP) ke Mapolres Gorontalo Utara. Desakan ini menunjukkan keprihatinan dan keinginan keluarga untuk mendapatkan keadilan atas kematian YSS.
Penyelidikan Terkendala Keterangan Saksi yang Tidak Konsisten
Salah satu kendala utama dalam penyelidikan adalah keterangan saksi yang dinilai masih belum akurat. Kapolres Andik Gunawan menjelaskan bahwa banyak keterangan yang masih berupa "katanya" dan belum memenuhi standar bukti yang kuat (A1). Hal ini menyulitkan proses penyelidikan dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan gambaran yang jelas.
Keterangan seorang saksi yang mengaku melihat korban berboncengan dengan pacarnya pada malam kejadian, misalnya, diragukan kebenarannya setelah dilakukan prarekonstruksi. Keterangan tersebut dinilai tidak konsisten dengan waktu kejadian dan keterangan saksi lain. Ketidakkonsistenan keterangan saksi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pihak kepolisian.
Polisi juga menghadapi kendala karena tidak ada saksi yang dapat memastikan ke mana dan dengan siapa korban pergi dari rumah pada malam hari sebelum ditemukan meninggal. Kurangnya informasi ini membuat proses rekonstruksi kejadian menjadi lebih sulit.
Oleh karena itu, Polres Gorontalo Utara masih terus berupaya mengumpulkan bukti dan keterangan tambahan untuk melengkapi penyelidikan.
Imbauan Kepada Masyarakat
Kapolres Andik Gunawan juga mengimbau masyarakat untuk turut membantu proses penyelidikan dan memberikan informasi yang sekiranya dapat membantu mengungkap kasus ini. Beliau juga menekankan pentingnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak mereka, terutama saat mereka keluar rumah di malam hari.
"Langkah ini penting sebagai upaya preventif menjaga keamanan setiap anak dari hal-hal yang tidak diinginkan maupun tindak kejahatan seperti yang terjadi tersebut," ujar Kapolres. Imbauan ini bertujuan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali di masa mendatang.
Pihak kepolisian meminta masyarakat untuk tetap tenang dan mempercayakan proses penyelidikan kepada mereka. Proses penyelidikan masih terus berlanjut dan diharapkan dapat segera terungkap.
Polisi berkomitmen untuk mengungkap kasus ini hingga tuntas dan memberikan keadilan bagi keluarga korban. Kehati-hatian dan kecermatan dalam proses penyelidikan menjadi prioritas utama agar hasil yang diperoleh akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.