Polres Penajam Paser Utara Luncurkan Kampung Bebas Narkoba
Polres Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, meluncurkan program Kampung Bebas Narkoba di Kecamatan Penajam untuk memberantas penyalahgunaan dan peredaran narkotika dengan melibatkan masyarakat, sekolah, dan pemerintah.

Polisi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, serius memberantas narkoba. Buktinya, Polres Penajam Paser Utara meluncurkan program 'Kampung Bebas Narkoba' di Kecamatan Penajam pada tanggal 25 Januari 2024. Inisiatif ini melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dari penyalahgunaan dan peredaran narkotika.
Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Penajam Paser Utara, AKP Iskandar Rondonuwu, menjelaskan bahwa program ini merupakan deklarasi komitmen bersama untuk menolak narkoba di wilayah tersebut. Semua pihak, mulai dari warga, sekolah hingga pemerintah, diharapkan bahu membahu dalam pemberantasan narkoba.
Lebih lanjut, AKP Iskandar menjelaskan bahwa pelajar SMA di Kecamatan Penajam didorong untuk menjadi agen perubahan. Mereka dilibatkan aktif dalam kampanye bahaya narkoba di sekolah, rumah, dan lingkungan sekitar. Hal ini menekankan pentingnya edukasi dan peran generasi muda dalam memerangi penyalahgunaan narkoba.
Pemberantasan narkoba memang membutuhkan kerjasama semua pihak. AKP Iskandar menegaskan bahwa sinergi antara masyarakat, keluarga, dan pemerintah sangat krusial untuk memutus mata rantai peredaran narkotika. Program Kampung Bebas Narkoba ini dirancang sebagai strategi untuk menggerakkan pemberantasan narkoba dari akar rumput.
Sepanjang tahun 2024, Polres Penajam Paser Utara telah berhasil menangkap 121 pelaku narkoba dalam 91 kasus. Para tersangka memiliki beragam latar belakang profesi; termasuk ASN, IRT, petani, mahasiswa, karyawan swasta, wiraswastawan, dan pekerja lepas.
Rinciannya, terdapat dua ASN, enam IRT, enam petani, lima mahasiswa, dan 17 karyawan swasta yang ditangkap. Selain itu, 20 orang pengangguran, 27 wiraswastawan, dan 30 pekerja lepas juga terlibat. Dari total tersangka, 115 orang berjenis kelamin laki-laki dan enam orang perempuan.
AKP Iskandar menjelaskan, strategi Kampung Bebas Narkoba dipilih karena dianggap efektif untuk memberdayakan masyarakat dari tingkat bawah. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan kepolisian, diharapkan program ini mampu memutus rantai peredaran narkoba secara signifikan. Kolaborasi multipihak ini menjadi kunci keberhasilan program tersebut.