Prabowo Abaikan Upaya Pecah Belah Hubungannya dengan Jokowi
Presiden Prabowo Subianto menegaskan tidak akan terpengaruh upaya pihak-pihak yang ingin merusak hubungan baiknya dengan Presiden Jokowi, menyebutnya sebagai taktik pecah belah ala penjajah.
![Prabowo Abaikan Upaya Pecah Belah Hubungannya dengan Jokowi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/10/170041.627-prabowo-abaikan-upaya-pecah-belah-hubungannya-dengan-jokowi-1.jpeg)
Jakarta, 10 Februari 2024 - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dengan tegas menyatakan bahwa ia tak akan mengindahkan upaya-upaya yang bertujuan untuk menggoyahkan hubungan baiknya dengan Presiden Joko Widodo. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo saat menghadiri Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya, Jawa Timur, Senin lalu.
Dalam sambutannya yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Presiden Prabowo mengungkapkan, "Ada yang sekarang mau misah-misahkan saya sama Pak Jokowi. Lucu juga, untuk bahan ketawa boleh, jangan terlalu serius. Kita jangan ikut-ikutan," tegasnya.
Hubungan Baik Prabowo-Jokowi dan Politik Kebangsaan
Presiden Prabowo juga menyinggung hubungannya dengan Gubernur Jawa Timur terpilih sekaligus Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa. Ia menjelaskan bahwa kedekatannya dengan Khofifah baru terjalin menjelang Pilpres, atas arahan Presiden Jokowi. Hal ini kemudian ia gunakan sebagai contoh bagaimana politik yang baik seharusnya dijalankan.
Lebih lanjut, Presiden Prabowo menekankan pentingnya menjaga keharmonisan dan persatuan. Ia menyatakan, "Jadi memang kalau politik ya saya belajar dari Pak Jokowi. Enggak usah malu-malu lah. Kadang-kadang orang sudah nggak berkuasa mau dijelek-jelekin, jangan. Kita hormati semua, hormati semua," ujarnya.
Presiden Prabowo secara gamblang menyebut upaya memecah belah hubungannya dengan Jokowi sebagai taktik divide et impera, strategi yang kerap digunakan penjajah untuk melemahkan bangsa Indonesia. Ia menegaskan, "Pecah belah, pecah belah itu adalah kegiatan mereka-mereka yang tidak suka sama Indonesia. Dari ratusan tahun divide et impera itu adalah taktik strategi untuk memecah belah umat dan bangsa Indonesia, enggak usah dihiraukan," tegasnya kembali.
Kongres Muslimat NU dan Kehadiran Wapres
Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama yang dihadiri Presiden Prabowo juga turut diramaikan oleh kehadiran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Acara pembukaan tersebut dihadiri lebih dari 7.000 warga Muslimat NU, dengan peserta resmi berjumlah 3.025 orang. Peserta berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan termasuk 10 pengurus cabang istimewa Muslimat NU yang berada di luar negeri.
Salah satu agenda penting dalam kongres ini adalah peluncuran tiga program nasional Muslimat NU, yaitu Mustika Mesem (Muslimat Cantik Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem), Mustika Darling (Muslimat Cantik Sadar Lingkungan), dan Mustika Segar (Muslimat Cantik Sehat dan Bugar). Program-program ini menunjukkan komitmen Muslimat NU dalam berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Kesimpulan
Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menolak upaya pemecah belah hubungannya dengan Presiden Jokowi menjadi sorotan. Hal ini menunjukkan komitmennya terhadap persatuan dan kesatuan bangsa, serta menolak segala bentuk politik yang memecah belah. Kehadirannya di Kongres XVIII Muslimat NU semakin mengukuhkan keseriusannya dalam membangun kerjasama dan sinergi untuk kemajuan Indonesia.