Prabowo Bantah Tudingan Jadi 'Presiden Boneka' Jokowi: Konsultasi dengan Mantan Presiden Hal Biasa
Presiden Prabowo Subianto membantah tudingan sebagai presiden boneka yang dikendalikan Jokowi, menegaskan konsultasi dengan mantan presiden adalah hal wajar dan bijak.

Jakarta, 5 Mei 2024 - Presiden Prabowo Subianto secara tegas membantah isu yang beredar luas mengenai dirinya sebagai "presiden boneka" yang dikendalikan oleh Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi). Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin kemarin. Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap berbagai spekulasi yang berkembang di masyarakat.
Presiden Prabowo menjelaskan bahwa kedekatannya dengan Jokowi merupakan bagian dari upaya membangun komunikasi dan koordinasi yang baik antar pemimpin negara. Lebih jauh, ia menekankan bahwa hubungan baik tersebut juga terjalin dengan mantan presiden lainnya, seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri. Hal ini diyakini Presiden sebagai langkah yang penting untuk menjaga kesinambungan dan stabilitas pemerintahan.
"Saya dibilang presiden boneka, saya dikendalikan oleh Pak Jokowi. Seolah-olah Pak Jokowi tiap malam telepon saya. Saya katakan itu tidak benar," tegas Presiden Prabowo dalam arahannya. Pernyataan ini sekaligus membantah narasi yang berkembang di media sosial dan sejumlah platform lainnya.
Konsultasi dengan Mantan Presiden: Langkah Bijak
Presiden Prabowo menekankan bahwa konsultasi dengan para mantan presiden merupakan langkah yang bijak dan penting. Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki para mantan pemimpin negara dinilai sangat berharga dalam pengambilan keputusan strategis. Presiden Prabowo melihat konsultasi sebagai bentuk penghormatan dan pembelajaran dari para pendahulunya.
"Konsultasi, minta pendapat, minta saran, beliau 10 tahun berkuasa, saya minta menghadap beliau, gak ada masalah. Saya menghadap Pak SBY, tidak ada masalah. Saya menghadap Ibu Mega, tidak ada masalah," jelas Presiden Prabowo. Pernyataan ini menunjukkan komitmen Presiden untuk membangun sinergi dan kolaborasi antar generasi kepemimpinan di Indonesia.
Presiden Prabowo bahkan berkelakar mengenai keinginannya untuk berkonsultasi dengan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), meskipun hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena Gus Dur telah wafat. Beliau juga berkelakar tentang kemungkinan untuk berkonsultasi dengan Presiden Soeharto dan Presiden Soekarno.
Isu Ijazah dan Sidang Kabinet Paripurna
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo juga menyinggung isu mengenai ijazah yang belakangan ini menjadi sorotan publik, khususnya terkait dengan Presiden Jokowi. Presiden Prabowo menyatakan, "Masalah ijazah dipersoalkan, nanti ijazah saya ditanya-tanya." Pernyataan ini seolah menyiratkan adanya upaya untuk mengalihkan isu.
Sidang Kabinet Paripurna yang dipimpin Presiden Prabowo dan didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dihadiri oleh hampir seluruh jajaran menteri Kabinet Merah Putih dan kepala badan. Sidang kabinet ini merupakan sidang ketiga yang digelar pada tahun ini, setelah sebelumnya digelar pada tanggal 21 Maret lalu untuk membahas persiapan menghadapi Idul Fitri 1446 Hijriah.
Beberapa pejabat penting yang hadir dalam sidang tersebut antara lain Kepala Badan Gizi Nasional, Menteri Koordinator bidang Hukum, Menteri Pertanian, Wakil Menteri Pertanian, Menteri Desa, Menteri Agama, Wakil Menteri Agama, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Utusan Khusus Presiden, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Kepala Badan Pusat Statistik.
Hadirnya sejumlah menteri koordinator dan pejabat penting lainnya menunjukkan pentingnya berbagai isu yang dibahas dalam sidang kabinet tersebut bagi jalannya pemerintahan.
Presiden Prabowo Subianto dengan tegas membantah tudingan miring tersebut dan menekankan pentingnya konsultasi dengan para pemimpin sebelumnya demi kemajuan bangsa. Sidang kabinet yang dihadiri oleh para pejabat tinggi negara semakin mengukuhkan komitmen pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan.