Prabowo Terima Gelar Kehormatan D.KI Johor, Simbol Hubungan Erat RI-Malaysia
Presiden Prabowo Subianto menerima gelar kehormatan D.KI Johor dari Sultan Ibrahim, simbol penguatan hubungan erat Indonesia dan Malaysia di berbagai bidang strategis.

Presiden Prabowo Subianto menerima penghargaan tinggi Darjah Kerabat Johor Yang Amat Dihormati Pangkat Pertama (D.KI Johor) dari Kesultanan Johor, Malaysia. Penghargaan ini diterima pada Senin lalu di Kuala Lumpur, setelah pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.
Menurut Presiden Prabowo, gelar kehormatan ini melambangkan hubungan kuat antara dirinya, Indonesia, dan Kesultanan Johor. Pernyataan ini disampaikan langsung seusai pertemuan bilateral di Menara Kembar Petronas. Beliau menekankan eratnya hubungan personal dan diplomatik yang terjalin.
Perdana Menteri Anwar Ibrahim menambahkan bahwa gelar D.KI Johor memiliki peringkat lebih tinggi daripada Dato Sri, menunjukkan prestise penghargaan tersebut. Prabowo pun menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan selama kunjungan kenegaraan di Malaysia.
Hubungan erat Presiden Prabowo dengan Malaysia bukan tanpa alasan. Beliau mengungkapkan bahwa ia memiliki ikatan emosional yang kuat dengan negara tersebut. "Karena saya dulu besar di Malaysia, saya sekolah di Malaysia, keluarga saya di Malaysia," ungkap Prabowo. Hal ini semakin memperkuat makna penghargaan yang diterimanya.
Penghargaan Darjah Kerabat Johor, didirikan pada 31 Juli 1886, merupakan salah satu tanda kehormatan tertinggi Kerajaan Johor. Gelar ini diberikan kepada tokoh-tokoh penting, baik dari kalangan kerajaan Melayu, kerabat dekat, maupun pemimpin negara asing yang berkontribusi besar dalam memperkuat hubungan bilateral, sesuai dengan semboyan 'Muafakat Itu Berkat'.
D.KI Johor bukan sekadar gelar, tetapi juga memiliki nilai historis dan simbolis yang mendalam. Kalung emas yang memuat nama Sultan Abu Bakar dalam aksara Jawi serta bintang sembilan sudut merepresentasikan kejayaan, persatuan, kepemimpinan, dan kebersamaan yang dijunjung tinggi oleh Kesultanan Johor.
Presiden Prabowo bergabung dengan daftar penerima penghargaan bergengsi ini, termasuk beberapa kepala negara dan tokoh penting lainnya seperti Sultan Omar Ali Saifuddien Saadul Khairi Waddien (1960), Sultan Hassanal Bolkiah (1969), Presiden Soeharto (1990), dan lainnya. Penganugerahan ini semakin memperkuat hubungan diplomatik Indonesia dan Malaysia, khususnya dalam kerja sama strategis di berbagai bidang.
Secara keseluruhan, penerimaan gelar D.KI Johor oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi bukti nyata hubungan erat dan strategis antara Indonesia dan Malaysia. Penghargaan ini tidak hanya simbol kehormatan pribadi, tetapi juga pengakuan atas kontribusi dalam memperkuat hubungan bilateral kedua negara di kancah internasional.