Presiden Lee Jae Myung Berharap Perundingan Antar-Korea Terwujud, Usai Pembongkaran Pengeras Suara Propaganda: Akankah Ketegangan Mereda?
Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung menyatakan harapannya agar perundingan antar-Korea dapat terwujud, menyusul langkah pembongkaran pengeras suara propaganda di perbatasan. Akankah ini jadi awal dialog?

Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, pada Selasa lalu menyatakan harapannya yang besar agar perundingan antar-Korea dapat segera terwujud. Pernyataan ini disampaikan dalam rapat kabinet menyusul perkembangan positif di perbatasan kedua negara. Ini menandai potensi meredanya ketegangan di Semenanjung Korea.
Harapan tersebut muncul setelah Pyongyang mulai membongkar pengeras suara propaganda yang selama ini kerap menyiarkan pesan-pesan provokatif. Langkah ini merupakan respons terhadap tindakan serupa yang sebelumnya telah dilakukan oleh Seoul di sepanjang garis demarkasi. Pembongkaran ini menjadi sinyal awal dari upaya de-eskalasi yang diharapkan.
Menurut Lee, tindakan timbal balik seperti pembongkaran pengeras suara ini secara bertahap akan membuka jalan bagi dialog dan komunikasi yang lebih konstruktif. Ia berharap dapat segera membuka pintu perundingan resmi dengan Korea Utara, menciptakan era baru dalam hubungan bilateral yang lebih stabil dan damai.
Langkah Progresif Menuju Dialog
Presiden Lee Jae Myung mengonfirmasi bahwa Korea Selatan telah lebih dahulu membongkar pengeras suara di perbatasan. Ia juga menyebutkan bahwa Korea Utara telah mencopot beberapa pengeras suara miliknya, meskipun belum dapat dipastikan apakah pembongkaran tersebut sudah tuntas sepenuhnya. Ini menunjukkan adanya sinyal positif dari kedua belah pihak untuk mengurangi gesekan.
Tindakan saling membongkar infrastruktur propaganda ini dianggap sebagai langkah konkret yang dapat meredakan ketegangan yang telah berlangsung lama. Sebelumnya, pengeras suara tersebut menjadi salah satu sumber utama gesekan dan provokasi di wilayah perbatasan yang sangat sensitif. Inisiatif ini diharapkan dapat membangun fondasi kepercayaan yang lebih kuat.
Yonhap News melaporkan bahwa pernyataan terbaru Lee ini disampaikan setelah Korea Utara pada Sabtu sebelumnya memulai pembongkaran pengeras suara propagandanya. Perkembangan ini mengindikasikan bahwa upaya diplomasi dan penurunan eskalasi mulai membuahkan hasil nyata di lapangan. Ini adalah langkah penting menuju normalisasi hubungan.
Upaya Membangun Kepercayaan dan Mengakhiri Ketegangan
Lee Jae Myung, yang mulai menjabat pada Juni, telah mengambil inisiatif untuk menangguhkan siaran pengeras suara di sepanjang garis pemisah yang menghadap Korea Utara. Selain itu, ia juga menghentikan pengiriman selebaran anti-Pyongyang sebagai bagian dari upayanya. Langkah-langkah ini bertujuan untuk memulihkan kepercayaan dan membuka jalur dialog antar-Korea yang terputus.
Sebagai respons positif, Pyongyang juga menghentikan siaran propagandanya dan kini sedang dalam proses membongkar infrastruktur terkait. Tindakan balasan ini menunjukkan kesediaan kedua belah pihak untuk mengurangi gesekan dan mencari solusi damai bagi konflik yang telah berlangsung puluhan tahun. Ini merupakan indikasi adanya kemauan politik dari kedua sisi.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa secara teknis kedua Korea masih dalam keadaan berperang. Perang antar-Korea tahun 1950-an berakhir dengan perjanjian gencatan senjata sementara, bukan perjanjian damai resmi. Oleh karena itu, upaya diplomasi seperti pembongkaran pengeras suara ini sangat krusial untuk mencapai perdamaian abadi di Semenanjung Korea. Korea Selatan juga menampung lebih dari 28.500 tentara Amerika Serikat di bawah perjanjian pertahanan bilateral sebagai bagian dari komitmen pertahanan regional.