Pria Banyuwangi Diperiksa Polisi Terkait Paket Petasan di Tol Madiun
Polisi Madiun memeriksa seorang pria asal Banyuwangi dan seorang saksi terkait penemuan paket berisi 4 petasan seberat 10 kg di Exit Tol Madiun; penyelidikan masih berlanjut untuk mengungkap motifnya.

Penemuan paket mencurigakan di Exit Tol Madiun, Jawa Timur, Rabu (29/1), mengungkap kasus dugaan kepemilikan petasan. Polisi menetapkan AB (22), warga Banyuwangi, sebagai terduga pemilik paket tersebut. AB, bersama GN (44), warga Banyumas yang berstatus saksi, kini tengah diperiksa intensif oleh Polres Madiun.
Paket mencurigakan itu berisi empat buah petasan dengan total bobot sekitar 10 kilogram. Polisi menjelaskan bahwa AB menitipkan paket tersebut kepada GN dengan imbalan uang untuk diantarkan ke Terminal Surabaya. GN, yang merasa curiga dengan isi paket, kemudian melapor kepada pihak berwenang. Hal ini memicu respon cepat dari Polres Madiun yang langsung berkoordinasi dengan Tim Gegana Satbrimob Polda Jatim untuk menangani temuan tersebut.
Kapolres Madiun, AKBP Mohammad Zainur Rofik, menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung untuk mengungkap motif di balik pengiriman paket petasan tersebut. "Terkait dengan temuan paket mencurigakan, kami masih melakukan penyelidikan," ujar Kapolres dalam keterangannya, Jumat (31/1).
Berdasarkan penyelidikan awal, diketahui bahwa paket tersebut dibungkus karton oleh AB sebelum dititipkan kepada GN di indekosnya di Kota Madiun. GN menerima paket tersebut dengan imbalan Rp300.000 untuk mengantarkannya ke Surabaya. Namun, kecurigaan GN akan isi paket tersebut, yang diduga berisi bahan petasan, mendorongnya untuk melapor ke pihak berwajib.
Setelah menerima laporan, petugas kepolisian langsung menuju lokasi dan mengamankan paket tersebut. Tim Gegana kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hasilnya, paket tersebut memang berisi empat buah petasan; dua buah seberat 2,1 kilogram, satu seberat 2,6 kilogram, dan satu lagi seberat 2,7 kilogram. Uniknya, setiap tabung petasan dilapisi semen, dengan sumbu di bagian atas dan bawah.
Demi mencegah potensi bahaya, paket petasan tersebut langsung dievakuasi ke tempat yang aman dan dimusnahkan. Proses pemusnahan atau disposal ini dilakukan untuk menghindari risiko kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan.
Saat ini, fokus penyelidikan tertuju pada motif AB mengirimkan paket petasan tersebut. Kepolisian terus mengumpulkan bukti dan keterangan untuk memastikan seluruh rangkaian peristiwa dan mempertanggungjawabkan pelaku sesuai hukum yang berlaku. Kapolres menambahkan, "Pemeriksaan masih kami lakukan untuk mencari tahu motifnya seperti apa."
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap pengiriman barang mencurigakan. Kerja sama antara masyarakat dan aparat keamanan sangat krusial dalam mencegah terjadinya tindakan kriminal dan memastikan keamanan publik.