Puncak II: Solusi Atasi Kemacetan dan Dongkrak Wisata Cianjur?
Pemkab Cianjur mendorong pembangunan jalur Puncak II sebagai solusi mengatasi kemacetan di jalur Puncak, meningkatkan kunjungan wisata, dan perekonomian daerah.

Kemacetan di jalur Puncak selama libur panjang kerap menjadi masalah besar bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Cianjur. Pemerintah Kabupaten Cianjur melihat jalur alternatif Puncak II sebagai solusi untuk mengatasi hal ini, sekaligus mendongkrak kunjungan wisata dan perekonomian daerah.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, menyatakan bahwa kunjungan wisata ke Cianjur menurun selama libur panjang seperti Isra Miraj dan Imlek 2025. Banyak wisatawan yang memilih destinasi lain untuk menghindari kemacetan di jalur Puncak. Beliau menekankan jalur Puncak II sebagai solusi tepat, terutama bagi wisatawan dari Jabodetabek, untuk mencapai Cianjur dengan cepat dan lancar.
Dengan masuknya Cianjur ke dalam kawasan aglomerasi Jabodetabekjur, Bupati Herman berharap pemerintah pusat dapat mendukung pembangunan jalur Puncak II. Pemkab Cianjur sendiri telah berupaya membangun sekitar 17 kilometer jalan di Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, yang terhubung ke wilayah Bogor. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan jalur Puncak II juga diharapkan dapat menghidupkan kembali arus lalu lintas di utara Cianjur. Saat ini, pelaku usaha di kawasan Cipanas, Pacet, dan Sukaresmi, seringkali memilih jalur Puncak II untuk mengirimkan barang dagangan seperti sayur mayur dan bunga hias ke pasar-pasar di Jabodetabek agar tepat waktu dan menghindari kerusakan barang akibat kemacetan.
Ketua PHRI Cianjur, Nano Indrapraja, turut menyampaikan harapan yang sama. Beliau mengungkapkan bahwa kemacetan di jalur Puncak berdampak negatif terhadap tingkat hunian hotel di Cianjur. Tingkat hunian hotel selama libur akhir tahun hanya mencapai 37 persen, jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 50 persen. Kondisi serupa juga terjadi selama libur Isra Miraj dan Imlek 2025, dengan tingkat hunian di bawah 35 persen.
Menurut Nano, banyak wisatawan yang membatalkan pemesanan hotel karena khawatir terjebak macet. Oleh karena itu, pembangunan jalur Puncak II sangat penting untuk meningkatkan kunjungan wisata dan perekonomian Cianjur. Dengan akses yang lebih mudah dan lancar, diharapkan angka kunjungan wisata akan meningkat, sehingga sektor pariwisata dan perekonomian lokal dapat berkembang pesat.
Kesimpulannya, pembangunan jalur Puncak II bukan hanya sekadar solusi untuk mengatasi kemacetan, tetapi juga kunci untuk meningkatkan daya saing wisata Cianjur dan kesejahteraan masyarakatnya. Harapan besar kini tertuju pada dukungan pemerintah pusat untuk mewujudkan pembangunan jalur alternatif ini.